Presiden Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan tidak akan mundur sedikitpun dalam membela diri, sementara pulau itu melipatgandakan operasi jet-jet tempurnya untuk menghalau aksi-aksi China yang tidak dikehendaki.
China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah bersumpah akan menguasainya suatu hari, dan jika perlu dengan kekerasan, meskipun pulau itu telah memerintah sendiri selama tujuh dekade terakhir.
Dalam laporannya ke parlemen, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, jet-jet tempurnya telah terbang lebih dari 4.100 kali sepanjang tahun ini, atau sekitar 22 kali per hari, meningkat 129 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Kementerian itu juga mengatakan, kapal-kapal tempurnya telah dikerahkan lebih dari 7.500 kali, atau meningkat lebih dari 125 persen dibanding tahun lalu. "Dihadapkan pada unjuk militer dan intimidasi China, kita harus menunjukkan keyakinan kita untuk tidak menyerahkan sedikitpun wilayah dan kedaulatan kita,” kata Tsai, Selasa (6/10), sewaktu melakukan inspeksi di sebuah pangkalan angkatan udara.
Dalam beberapa bulan terakhir, China meningkatkan tekanan militer lebih besar daripada biasanya. Beijing meningkatkan jumlah kapal perang, pesawat pengebom dan jet tempur ke zona-zona perang Taiwan. Para analis mengatakan, taktik tersebut ditujukan untuk mengacaukan Taiwan dan terus menekan peralatan militer Taiwan yang sudah ketinggalan zaman.
Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang mengatakan, intimidasi yang dilakukan pesawat dan kapal militer China telah meningkatkan biaya operasi militer Taiwan. Untuk operasi jet tempur sepanjang tahun ini saja Taiwan telah menghabiskan sedikitnya 137 juta dolar AS. [ab/uh]