Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, Senin (5/10), mengatakan direktur ad interim Voice of America (VOA) seharusnya mengabaikan upaya apa pun yang dilakukan oleh Badan Media Global AS (US Agency for Global Media/USAGM) untuk melakukan “intervensi tidak semestinya" terhadap tugas VOA.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas tuduhan, yang diberitakan oleh NPR, pada Minggu (4/10), bahwa pejabat USAGM mengumpulkan berkas tentang Kepala Biro Gedung Putih VOA, Steve Herman. NPR juga mengutip memo dari CEO USAGM Michael Pack yang diedarkan kepada para staf tentang perubahan kebijakan media sosial USAGM.
Pack diangkat menjadi CEO USAGM pada bulan Juni, badan global AS yang mengawasi Voice of America dan empat organisasi media internasional lainnya. Dia memecat kepala empat organisasi berita dan menunjuk Elez Biberaj sebagai direktur ad interim VOA.
"Tindakan terbaru ini didasarkan pada catatan meresahkan tentang perilaku yang tidak tepat dan bernuansa pembalasan (Michael Pack) sejak dilantik sebagai CEO pada Juni,” anggota Partai Demokrat Eliot Engel dari New York dalam sebuah pernyataan.
Anggota DPR AS Michael McCaul, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS dari Partai Republik mengatakan, dia sedang menyelidiki laporan dari pejabat politik yang ditunjuk untuk menyelidiki reporter VOA.
"Jika benar, ini sangat mengganggu dan berpotensi ilegal," kata politisi Republik dari Texas, dalam sebuah pernyataan yang dibagikan dengan VOA, Senin (5/10). “Saya tetap sangat prihatin tentang keadaan di USAGM dan penerima hibahnya seperti OTF (Open Technology Fund) di bawah pengawasan CEO Pack,” ujarnya.
Memo yang dikutip oleh Engel telah dikirim melalui email pada Minggu (4/10) kepada staf di VOA, Lembaga Penyiaran Kuba (OCB), RFE/RL, RFA, dan Jaringan Penyiaran Timur Tengah (MBN). Memo tersebut berfokus pada konflik kepentingan dan contoh-contoh di mana jurnalis harus mengundurkan diri dari pelaporan suatu berita.
Memo tersebut mengatakan bahwa untuk melindungi kredibilitas lembaga dan staf peliputannya, jurnalis harus “tetap netral dan objektif” di semua ruang publik, termasuk di media sosial. Memo itu juga mengatakan jurnalis yang secara pribadi terkena dampak tindakan pemerintah tidak boleh meliput isu tersebut.
Termasuk dalam memo, skenario yang menjelaskan kapan wartawan harus menarik diri dari meliput suatu topik. Salah satu contoh mengatakan, "seorang jurnalis yang di Facebook " menyukai "komentar atau kartun politik yang secara agresif menyerang atau meremehkan Presiden harus menarik diri untuk tidak meliput Presiden."
Juru bicara USAGM mengatakan melalui email bahwa badan ini dan jaringannya "telah lama memiliki catatan kebijakan yang mengatur konflik kepentingan jurnalis dan penggunaan media sosial."
“Kebijakan ini dikembangkan dan disebarluaskan oleh para pendahulu CEO Pack, dan CEO telah menjelaskan bahwa kebijakan tersebut akan diberlakukan,” kata juru bicara tersebut.
Juru bicara tersebut mengatakan, pihaknya tidak akan mengomentari tuduhan penyelidikan terhadap Herman. “(Masalah itu) terkait kebocoran informasi yang dilindungi. Ini adalah masalah manajemen internal VOA yang ditangani oleh pimpinan VOA,” kata juru bicara itu.
Hingga Senin (5/10), VOA belum berkomunikasi dengan jurnalisnya tentang apakah pedoman tersebut akan diberlakukan dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi peliputan VOA. Versi revisi pedoman media sosial itu juga belum dipublikasikan di situsnya.
Dalam sebuah pernyataan Senin (5/10) malam, Biberaj mengatakan semua jurnalis VOA diharapkan untuk mematuhi kebijakan media sosial VOA, sebagaimana diatur dalam Panduan Praktik Terbaik dan bahwa VOA menangani potensi pelanggaran sesuai dengan kebijakan dan hukum federal.
"Kemandirian, integritas, dan kredibilitas VOA dalam peliputan kami adalah yang terpenting. Apa pun yang mengancam itu - apakah kurangnya objektivitas atau pelanggaran firewall yang merupakan bagian dari hukum yang melindungi VOA dari campur tangan politik - adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai kami,” kata Biberaj. "VOA menganggap setiap pelanggaran terhadap firewall atau serangan terhadap kebebasan jurnalistiknya sama sekali tidak dapat diterima."
Pernyataan Engel menggambarkan memo media sosial dan laporan yang dikumpulkan mengenai koresponden Gedung Putih VOA sebagai upaya lebih lanjut untuk merintangi undang-undang firewall penyiar.
NPR melaporkan bahwa dua penasihat senior di kantor CEO USAGM, membuat laporan internal tentang Herman yang mengklaim bahwa pemberitaannya dan media sosialnya menunjukkan bias terhadap Presiden AS Donald Trump.
Herman adalah salah satu dari lebih dari 40 jurnalis dan mantan wartawan VOA yang menandatangani surat yang dikirim ke Biberaj, penjabat direktur VOA, tentang perubahan staf dan komentar-komentar yang disampaikan oleh Pack dalam sebuah wawancara.
VOA tidak melakukan perubahan penugasan Herman, termasuk tugasnya meliput Gedung Putih dan kampanye capres.
Komentar McCaul dan Engel muncul setelah sebelumnya, bersama dengan anggota komite lain, menyampaikan kekhawatiran mereka tentang langkah-langkah yang diambil oleh Pack sejak menjabat sebagai CEO USAGM pada bulan Juni tahun ini, dalam sidang dengar pendapat yang berlangsung pada 24 September lalu. Pack mengabaikan panggilan untuk memberikan kesaksian dengan alasan ada urusan lain. [ps/ah/au/ft]