Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, Kamis (8/10), bahwa ia pekan depan akan bertemu Raja Malaysia untuk membuktikan bahwa ia memiliki cukup dukungan dari para anggota parlemen untuk menjadi perdana menteri.
Negara tersebut berada dalam kekisruhan politik sejak pemerintah yang dipimpin Mahathir Mohamad, yang mencakup Anwar, jatuh Februari lalu di tengah-tengah pertikaian dalam koalisi yang berkuasa.
Muhyiddin Yassin kemudian menjadi perdana menteri tanpa melalui pemilihan namun dukungan koalisinya lemah dan banyak pihak menilai pemerintahannya tidak memiliki legitimasi.
Bulan lalu, Anwar mengumumkan, ia memiliki cukup dukungan dari para anggota parlemen untuk menjadi perdana menteri, namun raja yang memiliki kewenangan menunjuk perdana menteri, menunda pertemuan dengannya karena alasan kesehatan.
Pemimpin oposisi yang pernah dipenjarakan bertahun-tahun atas tuduhan sodomi itu mengatakan, raja Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, kini setuju untuk bertemu dengannya pada Selasa pekan depan.
Dalam sebuah pernyataan tertulisnya, Anwar yang berusia 73 tahun mengatakan, ia akan mengajukan dokumen-dokumen yang menunjukkan adanya mayoritas kuat di parlemen yang mendukungnya.
Seorang kandidat perdana menteri harus membuktikan ke raja bahwa ia memiliki mayoritas suara di parlemen yang beranggotakan 222 orang. Tidak jelas apakah Anwar memenuhi persyaratan itu mengingat sejumlah anggota parlemen yang digosipkan telah mendukungnya membantah klaim Anwar.
Bulan lalu, cengkeraman kekuasaan Muhyiddin menguat setelah sekutu-sekutunya memenangkan sejumlah pemilihan penting di negara bagian Sabah. [ab/uh]