Lebih dari seminggu setelah dinyatakan positif virus corona, Presiden AS Donald Trump, Minggu (11/10), mengaku dalam "keadaan sangat baik" dan sudah tidak mengonsumsi obat.
“Saya mengalahkan virus China yang gila, mengerikan ini," kata Trump dalam wawancara lewat telepon dengan stasiun Fox News. "Tampaknya saya kebal mungkin untuk jangka waktu yang lama atau sebentar, bisa seumur hidup, tidak ada yang tahu tapi saya kebal."
Namun, dia tidak ditanya oleh Fox News mengenai apakah dia sudah dites negatif dari virus yang telah menewaskan lebih dari 214 ribu orang di AS dan menginfeksi lebih dari 7,7 juta orang AS, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) tidak menyediakan banyak informasi mengenai kekebalan dan reinfeksi. Seseorang yang telah sembuh dari Covid-19 mungkin memiliki virus dalam jumlah rendah dalam tubuh mereka hingga tiga bulan setelah didiagnosis dan tidak menulari orang lain.
“Sains ini bukan berarti seseorang (yang telah sembuh) akan kebal dari penularan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dalam tiga bulan setelah infeksi," kata CDC.
Trump merasa "sangat baik" segera setelah disuntik dengan obat eksperimen yang belum disetujui oleh para periset pemerintah untuk digunakan secara umum pada pasien virus corona.
“Kini kalian punya presiden yang tidak perlu sembunyi di ruangan bawah tanah," kata Trump, menyindir saingannya Joe Biden. Mantan wakil presiden itu berkampanye secara terbatas selama beberapa bulan dari rumahnya di Delaware, sebelum mulai berkampanye di negara bagian-negara bagian penting baru-baru ini.
Biden mengumumkan akan mengunjungi negara bagian Ohio pada Senin (12/10). Cedric Richmond, salah seorang ketua tim kampanye Biden, mengatakan kepada stasiun ABC bahwa fokus Biden adalah keselamatan rakyat AS.
"Ini bukan soal Joe Biden," kata Richmond. “Ini soal semua orang lain. Karena itu dia tidak akan membahayakan warga AS di tengah pandemi dan virus berbahaya hanya untuk mendapat perhatian atau demi kepentingan politik."
Menurut berbagai survei nasional, Biden unggul 10 poin persentase lebih tinggi dari Trump. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan The Washington Post dan ABC News, Biden memimpin dengan selisih 54 persen - 42 persen. Margin of error dari jajak pendapat itu adalah 4 poin persentase. [vm/pp]