Tautan-tautan Akses

Gelombang Baru Diplomasi China, Dorong Asia Tenggara Lawan AS


Bendera nasional AS dan China berkibar di depan sebuah hotel internasional di Beijing, 4 Februari 2010. (Foto: Reuters)
Bendera nasional AS dan China berkibar di depan sebuah hotel internasional di Beijing, 4 Februari 2010. (Foto: Reuters)

China mencetak poin di Asia Tenggara dalam melawan Amerika, negara adidaya saingannya yang hendak membatasi pengaruh Beijing di luar negeri, melalui rangkaian kunjungan menteri pekan lalu. Demikian dikatakan analis di kawasan itu.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu pejabat-pejabat di Kamboja, Laos, Malaysia dan Thailand pada 11-15 Oktober, kata media di China. Kunjungannya mengikuti perjalanan Menteri Pertahanan Wei Fenghe ke Asia Tenggara pada September lalu.

Pertemuan Wang di negara-negara yang secara historis bersimpati kepada China, terkadang menjauhkan diri dari pengaruh Amerika. Hal ini, menurut para pakar, akan membantu melawan Amerika yang berupaya agar pemerintah di kawasan Asia Tenggara, yang berpenduduk 650 juta jiwa, memihaknya.

Menteri Luar Negeri Amerika Michael Pompeo berjanji pada Juli lalu akan mendukung negara-negara yang terancam ekspansi Beijing. China membuat kesal sebagian besar Asia Tenggara karena mengerahkan kekuatan maritim di laut yang disengketakan. Awal bulan ini, Pompeo menuduh Partai Komunis yang berkuasa di China, melakukan "eksploitasi, korupsi, dan pemaksaan."

“Kunjungan Wang jelas merupakan tanggapan atas seruan Pompeo untuk bersatu melawan Partai Komunis China dan kebijakannya,” ujar Carl Thayer, profesor emeritus khusus Asia Tenggara pada New South Wales University di Australia. “Ini adalah seruan balasan,” katanya.

Kunjungan menteri luar negeri dirancang untuk membantu China dan negara-negara tuan rumah mendiskusikan detail pemulihan ekonomi Asia, produksi dan rantai pasokan, menurut situs berita Global Times yang berbasis di Beijing dan dikuasai pemerintah. [ka/ab]

XS
SM
MD
LG