Tautan-tautan Akses

Pemerintah Jamin Vaksin Covid-19 Aman Digunakan


Seorang peneliti mengangkat botol vaksin Covid-19 di laboratorium Novavax di Gaithersburg, Maryland, salah satu laboratorium yang mengembangkan vaksin untuk virus corona. (Foto: AFP)
Seorang peneliti mengangkat botol vaksin Covid-19 di laboratorium Novavax di Gaithersburg, Maryland, salah satu laboratorium yang mengembangkan vaksin untuk virus corona. (Foto: AFP)

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menjamin keamanan vaksin virus corona sebelum disuntikkan kepada jutaan warga Indonesia.

Banyak pihak mempertanyakan keamanan vaksin yang saat ini sedang diuji, baik di Indonesia maupun di berbagai negara lain. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito, mengatakan pihaknya akan memastikan bahwa vaksin tersebut aman sebelum program vaksinasi digelar.

Ia menjelaskan, pengembangan dan penelitian sebuah vaksin cukup kompleks dan tidak mudah. Sebuah vaksin dapat dikatakan aman apabila telah melewati berbagai tahapan seperti penelitian dasar, uji pra klinik, uji klinik tahap 1, uji klinik tahap 2, uji klinilk tahap 3, tahap persetujuan dan tahap produksi.

Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam telekonferensi pers di Istana Presiden , Jakarta, Selasa (6/10) mengatakan positivity rate di Indonesia tiga kali lipat dari standar WHO (Setpres RI)
Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam telekonferensi pers di Istana Presiden , Jakarta, Selasa (6/10) mengatakan positivity rate di Indonesia tiga kali lipat dari standar WHO (Setpres RI)

“Jadi untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19, maka pengembangan vaksin atau para pengembang vaksin harus melalui berbagai tahapan pengembangan, termasuk uji klinik fase 1 hingga 3," katanya dalam telekonferensi pers di Jakarta, Kamis (22/10).

"Tahapan-tahapan ini merupakan upaya yang berbasis medis dan ilmiah untuk memastikan keamanan, efektivitas dan juga dosis aman yang dapat digunakan masyarakat. Vaksin yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat adalah vaksin yang lulus pada semua tahapan uji klinis sehingga aman dan efektif untuk digunakan,” lanjut Wiku.

Wiku menekankan sampai saat ini belum ada negara di dunia yang memproduksi massal vaksin corona. Pemerintah pun, tambahnya, akan mengusahakan program vaksinasi yang aman dan merata di seluruh pelosok tanah air.

Seorang dokter memperlihatkan vaksin virus corona (Covid-19) di rumah sakit pendidikan Universitas Padjajaran di Bandung, Jawa Barat, 6 Juli 2020. (Foto: Timur Angin/ AFP)
Seorang dokter memperlihatkan vaksin virus corona (Covid-19) di rumah sakit pendidikan Universitas Padjajaran di Bandung, Jawa Barat, 6 Juli 2020. (Foto: Timur Angin/ AFP)

Selain mengembangkan vaksin merah putih yang saat ini sedang diuji coba, pemerintah juga menjalin kerja sama dalam pengadaan vaksin virus corona dengan sejumlah perusahaan internasional, seperti Sinovac, Sinopharm, Cansino dan AstraZeneca.

“Pemerintah terus berkoordinasi dengan para pengembang vaksin untuk memastikan bahwa vaksin-vaksin yang dikembangkan dapat lolos seluruh tahapan uji klinis sebelum nantinya mendapat persetujuan dari Badan POM untuk diproduksi secara massal," kata Wiku.

"Setelah keseluruhan tahapan ini dilakukan dan telah memberikan hasil yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka vaksin akan memperoleh persetujuan dari lembaga pengawas obat dan makanan serta kesehatan. Setelah mendapat persetujuan, vaksin baru dapat diproduksi secara massal,” jelasnya.

Persentase Kasus Aktif Virus Corona Terus Turun

Wiku mengatakan jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia terus menurun. Pada awal pandemi, yakni Maret, rata-rata kasus aktif virus corona di tanah air mencapai 91,26 persen. Pada Kamis (22/10), kasus aktifnya tercatat hanya 16,8 persen, di bawah rata-rata kasus aktif dunia, yaitu 21,9 persen.

“Ini adalah perkembangan yang sangat baik. Kasus aktif harapannya dapat terus menurun hingga ditekan kasus aktif sama sekali dan semuanya sembuh. Kasus aktif dapat ditekan dengan meminimalisasi penularan, maka seluruh lapisan masyarakat dapat berkontribusi dalam menekan penularan dengan disiplin melaksanakan 3M, yaitu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan,” ungkapnya.

Kerabat berkabung saat pemakaman anggota keluarganya di area pemakaman yang disediakan pemerintah untuk korban Covid-19 di kompleks pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta, 24 September 2020. (Foto: Reuters)
Kerabat berkabung saat pemakaman anggota keluarganya di area pemakaman yang disediakan pemerintah untuk korban Covid-19 di kompleks pemakaman Pondok Ranggon, Jakarta, 24 September 2020. (Foto: Reuters)

Meski kasus aktif secara nasional turun, ada 12 kabupaten/kota yang masih memiliki kasus aktif di atas 1.000 selama berminggu-minggu, yakni Bekasi, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Bogor, Depok, Jayapura, Padang dan Pekanbaru. Wilayah-wilayah tersebut, kata Wiku, termasuk ke dalam kategori kota-kota besar yang aktivitas sosial ekonominya sudah berjalan.

Rata-rata kasus sembuh pun saat ini sudah mencapai 79,7 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kasus sembuh global yakni 75,1 persen. Namun, sampai saat ini pihaknya masih kewalahan dalam menekan angka kematian yang rata-ratanya mencapai 3,4 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kematian global -- 2,85 persen.

Penanganan Pandemi di 10 Provinsi Prioritas

Perkembangan pandemi di 10 provinsi prioritas masih bergerak fluktuatif. Jika dibandingkan dengan pekan lalu, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua dan Aceh mengalami kenaikan kasus positif, dengan kenaikan tertinggi tercatat di Papua, yakni 27,1 persen.

Peti mati dan boneka yang mengenakan pakaian pelindung diri agar terlihat seperti petugas kesehatan terlihat di tempat umum untuk memperingatkan orang-orang tentang bahaya penyakit virus corona (COVID-19) di Jakarta, 18 Agustus 2020. (Foto: REUTERS/Ajeng
Peti mati dan boneka yang mengenakan pakaian pelindung diri agar terlihat seperti petugas kesehatan terlihat di tempat umum untuk memperingatkan orang-orang tentang bahaya penyakit virus corona (COVID-19) di Jakarta, 18 Agustus 2020. (Foto: REUTERS/Ajeng

“Namun, beberapa provinsi juga mengalami penurunan, yaitu Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali. Penurunan tertinggi ada di Bali, yaitu menurun 17,3 persen,” jelasnya.

Untuk kasus kematian, kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Aceh (43,8 persen), diikuti Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Meski begitu, ada beberapa wilayah yang berhasil menekan angka kematiannya pada pekan ini, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali

“Secara umum, perkembangan ke arah yang lebih baik telah berhasil dicapai oleh beberapa provinsi. Namun, hal ini tidak boleh membuat seluruh pemerintah daerah dan masyarakatnya lengah dan berpuas diri. Melihat dari data di atas, yang cukup memprihatinkan di mana tingkat kematian pada 50 persen dari 10 provinsi prioritas mengalami peningkatan,” katanya.

Pemerintah Jamin Vaksin Covid-19 Aman Digunakan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:52 0:00


Jumlah Tes PCR Dekati Standar WHO

Satgas Covid-19 terus melacak kasus positif di tengah-tengah masyarakat dengan tes swab polymerase chain reaction (PCR). Pihaknya pun terus berupaya meningkatkan kapasitas dan jumlah pemeriksaan Covid-19 dengan metode tersebut agar dapat mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), yakni satu setiap 1.000 penduduk per minggu.

Sejumlah siswa terlihat mengenakan masker pelindung wajah setelah pemerintah Indonesia membuka kembali sekolah di tengah wabah penyakit virus corona di Bekasi, 13 Juli 2020. (Foto: Antara/Fakhri Hermansyah/via Reuters)
Sejumlah siswa terlihat mengenakan masker pelindung wajah setelah pemerintah Indonesia membuka kembali sekolah di tengah wabah penyakit virus corona di Bekasi, 13 Juli 2020. (Foto: Antara/Fakhri Hermansyah/via Reuters)

Meski target belum tercapai, hingga saat ini Satgas telah berhasil melakukan tes PCR 82,51 persen dari target WHO. Wiku mengatakan, hal ini merupakan perkembangan yang luar biasa, karena sebelumnya pada Juni, Indonesia hanya mampu melakukan tes dengan metode PCR sebanyak 16,86 persen dari target yang direkomendasikan WHO.

“Tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini adalah kenyataan bahwa Indonesia berbentuk negara kepulauan, di mana ini berbeda dengan negara-negara lain di dunia, sehingga terdapat kendala besar dalam hal transportasi logistik pengiriman spesimen dan pelaporan hasil pemeriksaan serta distribusi alat-alat penunjang pemeriksaan, seperti reagen, mesin PCR dan alat habis pakai yang mempengaruhi kapasitas sebuah laboratorium dalam melakukan pemeriksaan Covid,” katanya. [gi/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG