Pakistan menegaskan, Selasa (24/11), pihaknya tidak akan menjalin hubungan dengan Israel sampai ada negara Palestina yang "layak, merdeka dan berdampingan" yang diterima oleh Palestina.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas laporan media yang terus-menerus menduga dan berkomentar bahwa negara mayoritas Muslim di Asia Selatan itu mungkin mempertimbangkan kembali penolakannya untuk mengakui Israel.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyangkal debat media sebagai spekulasi tidak berdasar dan menekankan Islamabad "dengan teguh mendukung hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Kata juru bicara kementerian, pernyataan Perdana Menteri Imran Khan baru-baru ini "jelas dan tegas" tentang masalah itu.
"Perdana menteri telah menjelaskan, kecuali penyelesaian masalah Palestina yang adil dan memuaskan rakyat Palestina terwujud, Pakistan tidak dapat mengakui Israel," kata juru bicara itu.
Pakistan mengecam Israel sejak Israel mulai dibentuk 1947. Orang Pakistan tidak dapat mengunjungi negara Yahudi itu karena paspor negaranya menyatakan "berlaku untuk semua negara di dunia, kecuali Israel".
Kunjungan "rahasia" Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Arab Saudi pada Minggu (22/11) itu untuk pembicaraan dengan Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman, telah memicu spekulasi bahwa Riyadh bergerak menuju pengakuan terhadap Israel. [ps/pp]