Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan pengembangan vaksin Merah Putih untuk virus corona sudah masuk tahap persiapan untuk uji coba pada hewan.
Menurut Amin, pihaknya saat ini sedang mengumpulkan protein rekombinan dari sistem ekspresi sel mamalia dan sel ragi. Kedua sel itu lanjutnya akan dijadikan semacam pabrik protein rekombinan. Apabila produksi protein rekombinannya sudah konstan baru dilanjutkan dengan uji coba pada hewan.
Lebih lanjut Amin menjelaskan lembaganya memiliki waktu dua belas bulan sejak Maret lalu untuk mendapatkan bibit vaksin. Bibit vaksinnya nanti diserahkan kepada Bio Farma sebagai produsen.
Sebelum bisa dibuat secara massal, tambahnya, Bio Farma harus melakukan tahapan uji klinis 1 sampai 3 serta mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ketika ditanya apakah vaksin merah putih akan lebih manjur dan aman dibandingkan vaksin dari luar negeri, mengingat pengembangannya diambil dari virus yang bersirkulasi di Indonesia, Amin mengatakan tidak bisa membandingkan karena belum ada datanya.
“Kalau aman kami pastikan, ya. Kami kerja juga tidak terlalu terburu-buru karena memastikan keamanannya. Kalau manjur, kita tidak bisa membanding-bandingkan dengan vaksin yang lainnya karena belum ada datanya,” ungkap Amin.
Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan lembaganya juga mendampingi dalam proses pengembangan vaksin Merah Putih buatan dalam negeri.
Pengembangan vaksin Merah Putih ini dilakukan konsorsium terdiri dari Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan lembaga penelitian Eijkman, peneliti dari berbagai perguruan tinggi, dan PT Biofarma.
Pengembangan vaksin Merah Putih tersebut direncanakan berlangsung sejak Maret 2020 hingga Februari 2021, dimulai dari identifikasi antigen, pembuatan seed virus atau bibit virus, dan prototipe vaksin.
"Prototipe vaksin inilah yang akan diserahkan kepada Biofarma untuk menjalani proses hilirisasi, dari upscaling, uji praklinis, uji klinis fase 1,2, dan 3, nanti dalam 20 hari kerja mendapat izin untuk komersialisasi," ujar Penny.
Sekretaris Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan diperkirakan Indonesia akan memiliki vaksin merah putih ini pada pertengahan 2022.
“Targetnya Eijkman baru sekitar Maret 2021 ada hasil seed atau prototipe diberikan ke Bio Farma 2021. Nanti oleh Bio Farma baru dilakukan uji-uji pengembangan lagi dari lab hingga produksi termasuk uji klinis,” ujar Bambang. [fw/ft]