Iran telah membebaskan Kylie Moore-Gilbert, seorang akademisi Australia keturunan Inggris, yang telah ditahan di Iran selama lebih dari dua tahun, dengan imbalan pembebasan tiga warga Iran yang ditahan di luar negeri.
Dalam rekaman video yang disiarkan oleh televisi pemerintah, Rabu (25/11), Moore-Gilbert mengatakan ia tiba di Iran lebih dari dua tahun lalu dan telah mengunjungi beberapa negara Arab, termasuk Iran, Israel dan Turki.
Video itu juga menunjukkan Moore-Gilbert dengan hijab abu-abu duduk di tempat yang tampaknya seperti ruang pertemuan di Bandara Internasional Mehrabad, Teheran. Ia kemudian terlihat naik pesawat putih berbendera Australia, dan diberitahu oleh seorang pria berjas letak kursinya dalam penerbangan itu.
Tekanan internasional terhadap Iran untuk membebaskan Moore-Gilbert telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir menyusul laporan bahwa kesehatan perempuan itu memburuk selama pemenjaraannya yang panjang dan terisolasi,
Laporan TV itu tidak menjelaskan secara rinci tentang orang-orang Iran yang digambarkannya sebagai "aktivis ekonomi" yang dibebaskan dengan imbalan pembebasan Moore-Gilbert.
Laporan itu hanya menunjukkan tiga pria sedang turun dari pesawat mereka dan kemudian berada di ruang pertemuan untuk berbincang dengan wakil Menteri Luar Negeri Iran.
Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut selain mengatakan bahwa tiga warga Iran yang dibebaskan dalam pertukaran tersebut telah ditahan karena berusaha melanggar sejumlah sanksi yang diberlakukan terhadap mereka.
Sementara itu media-media Thailand mengatakan, menyusul pembebasan Moore-Gilbert, tiga warga Iran yang ditahan di Thailand karena diduga terlibat dalam rencana pengeboman yang gagal pada 2012 dipulangkan ke Iran. Namun, pihak berwenang Thailand sejauh ini bungkam apakah pembebasan ketiga orang itu merupakan bagian dari pertukaran tahanan yang diatur Australia untuk Moore-Gilbert. [ab/uh]
