“Pemberian Vaksin Pertama. Selamat USA! Selamat Dunia!,” demikian kata Presiden Donald Trump dalam cuitan di Twitter, Senin (14/12).
Kampanye vaksinasi terbesar dalam sejarah Amerika dimulai hari Senin, ketika para petugas medis dan penghuni panti jompo menjadi kelompok pertama yang divaksinasi.
“Besar harapan saya hari ini. Lega,” ujar perawat di unit gawat darurat Sandra Lindsay setelah divaksinasi di Long Island Jewish Medical Center di New York, Senin pagi.
“Saya merasa kesembuhan akan datang,” tambahnya.
Dengan menghitung mundur “3-2-1,” para petugas medis di Ohio State University’s Wexner Medical Center bertepuk tangan melihat vaksinasi Pfizer-BioNTech itu.
Di pinggiran kota New Orleans, Steven Lee, seorang apoteker di unit perawatan intensif di Oschner Medical Center menyimpulkan saat-saat ketika ia divaksinasi dengan mengatakan “akhirnya kita bisa mencegah penyakit dan bukan merawatnya saja.”
Sejumlah rumah sakit lain di seluruh Amerika, dari Rhode Island hingga ke Texas, mengeluarkan botol-botol vaksin beku yang sangat berharga buatan Pfizer-BioNTech, yang dikirim secara bertahap sejak hari Minggu lalu (13/12) hingga Selasa (15/12).
Sejumlah kecil negara lain yang juga telah mengijinkan penggunaan vaksin untuk tujuan darurat adalah Inggris – yang memulai vaksinasi massal Selasa lalu (7/12) – dan Kanada, yang juga memulai vaksinasi hari Senin ini (14/12).
Bagi para petugas kesehatan, yang bersama para penghuni panti jompo akan menjadi kelompok pertama yang divaksinasi, harapan mencegah penyakit mematikan ini dihantui kesedihan dan kelelahan selama berbulan-bulan melawan virus corona yang kasusnya di Amerika dan seluruh dunia masih terus meningkat.
Botol-botol vaksin yang ditutupi es kering agar terjaga pada suhu beku ini adalah yang pertama dari hampir tiga juta dosis vaksin yang didistribusikan. Vaksin Pfizer-BioNTech lainnya akan tiba lebih banyak setiap minggu.
FDA akan Putuskan Penggunaan Vaksin Covid-19 Produksi Moderna
Badan Urusan Pangan dan Obat-Obatan Amerika (FDA) akhir minggu ini juga akan memutuskan apakah akan memberi lampu hijau pada vaksin kedua yang telah melalui kajian sangat ketat, yang dibuat oleh Moderna Inc.
Meskipun warga Amerika berharap kedua vaksin akan dapat memvaksinasi 20 juta orang pada akhir bulan Desember ini, vaksin yang tersedia tidak akan cukup.
“Ada titik terang di ujung terowongan ini. Tetapi terowongan ini panjang,” kata Cuomo.
Rintangannya kini adalah segera memvaksinasi jutaan orang, tidak hanya dokter dan perawat, tetapi juga petugas kesehatan berisiko tinggi lainnya, seperti para petugas kebersihan dan pengantar makanan; dan kemudian memberikan dosis kedua tiga minggu kemudian.
Dalam sebuah konferensi pers terpisah, Kepala Operasi Warp Speed, Jenderal Gustave Perna mengatakan, “Sewaktu kita bicara ini pengiriman sudah dimulai. Dari 145 pengiriman yang dirujuk Menteri Urusan Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, 55 telah diterima. Kami akan melacak sisanya sepanjang hari ini. Sepengetahuan kami pengiriman untuk besok telah dikemas dan diperiksa.”
Pengiriman pertama dari hampir tiga juta dosis vaksin dijadwalkan tiba di 145 pusat distribusi di 50 negara bagian Amerika hari Senin, tambahan 425 lokasi lainnya pada hari Selasa (15/12) dan 66 lokasi lainnya pada hari Rabu (16/12).
Perna mengatakan segera setelah FDA menyetujui vaksin Moderna, maka enam juta dosis vaksin akan didistribusikan ke 3.285 lokasi di seluruh Amerika dengan pola yang sama dengan distribusi vaksin Pfizer-BioNTeach kali ini.
Stephen Hahn, komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA), mengatakan kepada jaringan televisi CNN bahwa lebih dari 184.000 botol vaksin telah dimuat di truk pertama yang meninggalkan fasilitas produksi vaksin Pfizer itu.
Para petugas kesehatan dan lansia di fasilitas-fasilitas perawatan jangka panjang akan menjadi yang pertama dalam antrean untuk menerima putaran pertama 2,9 juta dosis vaksin itu sementara kasus COVID-19 terus melonjak di Amerika Serikat.
Sementara itu, Presiden Trump membatalkan instruksi bahwa para pejabat senior pemerintah termasuk sebagian staf Gedung Putih akan mendapat akses ke putaran pertama vaksin itu.
Dalam pesannya di Twitter Minggu malam, Trump mengatakan staf Gedung Putih akan divaksinasi “agak lambat dalam program ini, kecuali secara khusus diperlukan.” Trump menambahkan bahwa dia tidak dijadwalkan untuk divaksinasi tetapi dia berharap untuk melakukannya “pada waktu yang tepat.”
Amerika telah mencatat lebih banyak kasus daripada negara mana pun, dengan lebih dari 16 juta infeksi dan hampir 300.000 kematian akibat virus corona, menurut Universitas Johns Hopkins. [lt/ka]