Polri memastikan Senin (14/12) bahwa tersangka teror utama yang ditangkap pada pekan lalu adalah dalang dari serangkaian serangan pemboman yang terjadi di tanah air.
Associated Press, Senin (14/12), melaporkan Aris Sumarsono, yang dikenal sebagai Zulkarnaen, ditangkap pada Kamis (10/12) oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 dalam penggerebekan di sebuah rumah di Kabupaten Lampung Timur.
"Dia adalah komandan militer Jemaah Islamiyah," kata Kabagpenum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan, sambil menambahkan Zulkarnaen sudah berada di daftar buronan polisi selama 18 tahun.
Ramadhan mengatakan, Zulkarnaen, seorang pakar ilmu biologi adalah yang termasuk di antara militan Indonesia pertama yang pergi ke Afghanistan pada 1980-an untuk pelatihan. Ia adalah instruktur di akademi militer di sana selama tujuh tahun.
Sejak Mei 2005, Zulkarnaen telah terdaftar dalam daftar Dewan Keamanan PBB karena dikaitkan dengan Osama bin Laden atau Taliban.
Dewan Keamanan mengatakan bahwa Zulkarnaen, yang menjadi pakar sabotase, adalah salah satu perwakilan al-Qaida di Asia Tenggara dan salah satu dari sedikit orang di Indonesia yang pernah berhubungan langsung dengan jaringan bin Laden.
Dikatakan bahwa Zulkarnaen memimpin pasukan pejuang yang dikenal sebagai Laskar Khos, atau Pasukan Khusus, yang anggotanya direkrut dari sekitar 300 orang Indonesia yang dilatih di Afghanistan dan Filipina.
Dewan Keamanan PBB mengatakan Zulkarnaen ditunjuk sebagai kepala Kamp Saddah, akademi militer di Filipina selatan yang didirikan untuk pejuang Asia Tenggara. Dia menghabiskan satu dekade di kamp pelatihan bersama anggota Jemaah Islamiyah lainnya.
Ia menjadi kepala operasi Jemaah Islamiyah setelah penangkapan pendahulunya, Encep Nurjaman, yang juga dikenal sebagai Hambali, di Thailand pada tahun 2003.
Polri mengatakan dia mendalangi serangan gereja yang terjadi secara serentak di beberapa daerah selama Natal dan Malam Tahun Baru tahun 2000 yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Ramadhan mengatakan Zulkarnaen diduga terlibat dalam pembuatan bom yang digunakan dalam serangkaian peledakan, termasuk bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang. Dan juga pemboman hotel J.W. Marriott di Jakarta pada 2003 yang menewaskan 12 orang.
Ramadhan menuturkan Zulkarnaen juga dalang serangan bom di kediaman resmi Duta Besar Filipina di Jakarta pada tahun 2000 yang menewaskan dua orang, serangan bunuh diri tahun 2004 di luar Kedutaan Besar Australia yang menewaskan sembilan orang, dan pemboman tahun 2005 di Bali yang menewaskan 20 orang.
Ia mengatakan Zulkarnaen juga merupakan arsitek konflik sektarian di Ambon dan Poso dari tahun 1998 hingga 2000.
Konflik antara Kristen dan Muslim di Ambon menyebabkan lebih dari 5.000 orang tewas dan setengah juta mengungsi. Konflik Muslim-Kristen di Poso, yang dikenal sebagai sarang militansi Islam di Sulawesi, menewaskan sedikitnya 1.000 orang dari tahun 1998 hingga 2002. [ah/au]