Angkatan Laut Iran memulai latihan penembakan misil jarak pendek di Teluk Oman, Rabu (13/1), di tengah-tengah ketegangan regional yang meningkat terkait program nuklir Teheran dan tekanan AS terhadap negara itu.
Televisi pemerintah Iran melaporkan, uji misil selama dua hari itu dilangsungkan di perairan tenggara teluk itu. Televisi itu juga mengatakan, dua kapal perang baru buatan Iran bergabung dalam latihan tersebut, yakni kapal peluncur misil Zereh dan kapal logistik Makran yang dilengkapi landasan helikopter.
Presiden Donald Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran, di mana Teheran telah setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi. Trump mengatakan, program misil balistik Iran merupakan salah satu dari sejumlah alasan mengapa AS menarik diri dari perjanjian itu.
Ketika AS kemudian meningkatkan sanksi-sanksi, Iran secara bertahap dan secara terbuka mengabaikan batasan-batasan pengembangan nuklirnya yang tercantum dalam kesepakatan itu, sementara serangkaian insiden mendorong kedua negara itu ke ambang perang pada awal tahun ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, Iran telah meningkatkan latihan militernya. Sabtu lalu, pasukan paramiliter Garda Revolusi mengadakan parade angkatan laut di Teluk Persia, dan seminggu sebelumnya Iran menggelar unjuk kekuatan udara dengan menerbangkan pesawat-pesawat tak berawaknya di banyak wilayah di negara itu.
Juga pekan lalu, Iran menyita sebuah kapal tanker minyak Korea Selatan dan awaknya di Teluk, dan terus menahan kapal itu di sebuah pelabuhan Iran. Republik Islam itu tampaknya berusaha meningkatkan pengaruhnya atas Seoul menjelang negosiasi aset Iran senilai miliaran dolar yang dibekukan di bank-bank Korea Selatan terkait dengan sanksi-sanksi AS terhadap Iran.
Pada Selasa (12/1), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Iran menjalin hubungan rahasia dengan jaringan militan al-Qaeda dan menjatuhkan sanksi-sanksi baru pada beberapa pejabat tinggi Iran. Iran membantah tuduhan tersebut. [ab/uh]