Tautan-tautan Akses

AS Setujui Vaksin COVID-19 Buatan Johnson & Johnson 


Ampul-ampul vaksin virus corona buatan Jonhson & Johnson. (Foto: Johnson & Johnson via Reuters)
Ampul-ampul vaksin virus corona buatan Jonhson & Johnson. (Foto: Johnson & Johnson via Reuters)

Badan Pangan dan Obat-obatan AS (Foods and Drugs Administration/FDA) pada Sabtu (27/2) secara resmi mengizinkan penggunaan vaksin virus corona (COVID-19) yang dikembangkan oleh Johnson & Johnson’s. Dengan persetujuan itu, vaksin tersebut bisa mulai digunakan untuk vaksinasi secepatnya pada Senin (1/3).

Menurut hasil studi yang dilakukan di tiga benua, vaksin Johnson & Johnson 85 persen efektif untuk melawan penyakit serius, rawat inap, dan kematian akibat COVID-19. Vaksin itu memberikan perlindungan bahkan di negara-negara di mana varian Afrika Selatan tersebar.

Vaksin yang hanya membutuhkan satu kali suntikan itu dinantikan oleh para pejabat kesehatan yang ingin mempercepat vaksinasi melawan virus corona dan varian baru. Menurut Pusat Riset Virus Corona Johns Hopkins,
hingga Sabtu (27/2) sore, lebih dari 28,5 juta warga AS telah terinfeksi COVID-19 dan hampir 512.000 telah meninggal dunia akibat penyakit itu,

"Semakin banyak vaksin yang memiliki efikasi tinggi yang bisa kita dapatkan, semakin baik," kata Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular AS, sebelum keputusan FDA itu.

Sebuah panel FDA dengan suara bulat mendukung vaksin itu Jumat (26/2), membuka jalan bagi pemberian izin dari badan itu.

Vaksin dosis tunggal itu akan menjadi vaksin virus corona ketiga yang disetujui oleh FDA, setelah Pfizer-BioNTech dan Moderna, yang sama-sama memerlukan dua dosis. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG