Presiden Joko Widodo, Senin (1/3), memantau pelaksanaan vaksinasi pelaku usaha kecil di Yogyakarta. Dia meminta seluruh pihak, seperti penjaga toko, pedagang kaki lima, pemilik usaha dan semua pihak yang terkait dengan roda ekonomi di pusat kota ini, segera menerima vaksin.
“Kita harapkan segera diselesaikan, sehingga kita berharap ekonomi bisa pulih kembali, bisa bangkit kembali dan pariwisata di Yogyakarta juga bisa menggeliat kembali dan menumbuhkan ekonomi yang ada di Yogyakarta, khususnya kota Yogya,” papar Presiden.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebutkan pedagang pasar dan pelaku ekonomi kecil lain berperan penting dalam menggerakkan ekonomi. Karena itulah, vaksinasi akan terus digerakkan utamanya di pasar-pasar besar di Indonesia.
“Ini arahan dari Bapak Presiden agar di tahap kedua ini kita memvaksinasi 16,9 juta tenaga publik, yaitu orang-orang yang pekerjaannya sehari-hari banyak bertemu dengan publik, salah satunya pedagang pasar ini,” kata Budi.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyebut vaksinasi ini berlaku bagi pelaku ekonomi di pusat kota yang sekaligus tujuan wisata populer. Siapapun yang beraktivitas di Malioboro dan sekitarnya, katanya, berhak atas vaksin.
Yogyakarta hanya memiliki penduduk sekitar 450 ribu, tetapi aktivitas ekonomi dan pariwisatanya melibatkan lebih dari 1,5 juta orang. Pemerintah menargetkan 19.900 orang akan menerima vaksin dalam enam hari ke depan.
“Karena mereka bersentuhan dengan masyarakat secara luas, bertemu, walaupun dalam situasi pembelakuan pembatasan kegiataan masyarakat, tetapi mereka berhubungan dengan masyarakat lain, baik dari Yogya maupun luar. Untuk itulah kita proteksi,” ujar Haryadi.
Tanggapan Masyarakat
Masyarakat pun menyambut gembira atas pelaksanaan vaksinasi tersebut. Hal tersebut terlihat dari senyum cerah yang menghias wajah Sriyati, pedagang asongan makanan kecil di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Dia menjadi satu dari hampir 20 ribu pelaku ekonomi kecil yang menerima vaksin tahap pertama.
“Mantap, pokoknya sehat terus. Yang diminta sehat terus badannya,” ujar Sriyati.
Pandemi corona setahun terakhir menekan aktivitas ekonomi, termasuk di Pasar Beringharjo yang legendaris di Yogyakarta. Sriyati yang berkeliling setiap hari naik turun lantai pasar menjajakan makanan kecil, merasakan betul dampaknya.
Begitu pula dengan para pengayuh becak, seperti Paimin yang biasa menunggu penumpang di salah satu hotel berbintang di kawasan Malioboro. Ketua Paguyuban Becak Kayuh Wisata Yogyakarta Istimewa ini mengatakan banyak rekan seprofesi terpaksa banting setir menjadi buruh bangunan. Dulu dia bisa meraih setidaknya Rp100 ribu per hari, tetapi saat ini kadang tidak ada penumpang sama sekali. Wisatawan takut resiko tertular COVID-19, begitu pula para tukang becak yang melayani mereka di Yogya.
“Harapannya, vaksin ini untuk kekebalan, supaya tidak kena corona, kalau corona masuk, supaya kebal. Tahan. Terlindungi,” kata Paimin seusai menerima vaksin.
Wasto Sutrisno dari Komunitas Andong Yogyakarta, juga punya harapan yang sama.
“Besok kalau melayani wisata di Yogya, semua bisa aman,” ujarnya. [ns/ah]