Dua pejabat senior partai berkuasa Jepang, hari Kamis (15/4) secara terpisah menyatakan bahwa Olimpiade Tokyo masih dapat dibatalkan, dan jika diteruskan, acara itu mungkin berlangsung tanpa kehadiran penonton.
Toshihiro Nikai, Sekjen Partai Liberal Demokrat, menyarankan pembatalan tersebut hanya sehari setelah Tokyo menandai 100 hari menjelang Olimpiade pada hari Rabu.
Ia berkomentar demikian dalam acara yang direkam TV TBS Jepang. “Jika tampaknya mustahil melanjutkan rencana Olimpiade, acara itu sudah pasti harus dibatalkan,” kata Nikai. Ketika ditanya apakah pembatalan masih menjadi opsi, Nikai menjawab, “Tentu saja.”
Secara terpisah, Taro Kono, menteri yang bertanggung jawab atas peluncuran vaksin, mengatakan, meskipun Olimpiade jadi berlangsung, mungkin tidak akan ada penonton di arena olah raga apapun.
Ini berarti hanya kamera televisi dan kamera foto yang akan merekam pertandingan, disertai beberapa wartawan, juri dan ofisial pertandingan.
Olimpiade akan dibuka dalam waktu sekitar tiga bulan lagi pada 23 Juli, sedangkan Paralimpiade akan dibuka pada 24 Agustus. Para penonton dari luar negeri telah dilarang datang.
Sekarang saja, bahkan warga Jepang pun dapat diminta menjauh karena kasus virus corona yang melonjak di berbagai penjuru negara itu.
Panitia telah memperkirakan akan menerima 800 juta dolar dari penjualan tiket, sumber pendapatan terbanyak ketiga mereka.
Kekurangan dana itu akan ditutupi oleh berbagai entitas pemerintah Jepang, yang telah menanggung sebagian besar tagihan. Biaya resmi untuk Olimpiade adalah 15,4 miliar dolar, tetapi beberapa audit pemerintah menyebutkan jumlahnya mungkin dua kali lipat angka itu. [uh/ab]