Menteri luar negeri negara-negara industri atau dikenal sebagai Kelompok 7 (G7) melangsungkan pertemuan di London pada pekan ini. Perubahan iklim, Rusia, dan China akan menjadi isu-isu utama dalam agenda pembicaraan mereka.
Ini merupakan pertemuan G7 secara langsung yang pertama dalam dua tahun, setelah pandemi virus corona memaksa pertemuan para menlu di Pittsburgh pada 2020 diselenggarakan secara virtual.
Rusia sudah dikeluarkan dari apa yang dulu merupakan pertemuan G8 pada 2014, setelah negara itu menganeksasi Semenanjung Krimea.
Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken pada Senin (3/5) mengecam Moskow atas pengerahan pasukannya baru-baru ini ke perbatasan Ukraina.
“Kami sangat fokus pada tindakan Rusia dan kemana arahnya,” kata Blinken kepada para wartawan di London.
“Presiden Biden sejak lama sudah sangat jelas, termasuk sebelum dia jadi presiden, kalau Rusia memilih untuk bertindak tanpa perhitungan atau agresif, kami akan menanggapi. Namun, kami tidak akan melakukan eskalasi. Kami lebih suka memiliki hubungan yang stabil dan pasti," imbuhnya.
Blinken juga menanggapi tantangan yang ditimbulkan oleh China.
“Bukan maksud kami untuk membendung China atau menahan China,” kata Blinken.
“Apa yang kami coba lakukan adalah menegakkan tatanan berbasis aturan internasional yang telah begitu banyak diinvestasikan negara kami selama puluhan tahun untuk meraih manfaat, tidak hanya untuk warga kami tetapi rakyat di seluruh dunia, termasuk China.”
Media pemerintah China, Selasa (4/5), menuduh Amerika “sengaja membesar-besarkan apa yang disebut ancaman China” dan berusaha “menyebarkan perpecahan di antara China dan dunia.” [jm/em]