Tiga laki-laki di negara bagian Georgia, Amerika Serikat (AS), Selasa (11/5), mengaku tidak bersalah terhadap beberapa tuntutan kejahatan bermotif kebencian di tingkat federal, terkait kematian Ahmaud Arbery.
Arbery, seorang laki-laki kulit hitam, ditembak mati ketika sedang jogging di pinggiran kota tahun lalu.
Arbery sedang berlari-lari kecil melalui komunitas pesisir selatan Georgia, di luar Kota Brunswick, pada Februari 2020, ketika tiga laki-laki mengejarnya. Ketiganya kemudian mengatakan kepada polisi bahwa mereka mengira Arbery adalah pencuri dan berusaha menangkapnya.
Departemen Kehakiman AS pada bulan lalu mengajukan gugatan kejahatan bermotif kebencian atau hate crime, dan percobaan penculikan terhadap ketiga laki-laki Georgia itu. Mereka adalah mantan polisi Gregory McMichaels, putranya Travis McMichaels, dan William “Roddie” Bryan. Masing-masing telah mengajukan pembelaan tidak bersalah ketika tampil di hadapan hakim pengadilan federal Benjamin W. Cheesbro di Pengadilan Distrik Brunswick, Selasa (11/5).
Gregory dan Travis McMichaels, serta Bryan, juga menghadapi beberapa tuduhan kriminal di tingkat negara bagian atas serangan berat, pemenjaraan yang salah dan upaya kriminal untuk melakukan tindakan pidana.
Para aktivis HAM menuding pihak berwenang bergerak lambat untuk mengupayakan keadilan dalam kasus ini, karena tidak pernah ada satu orang pun yang ditangkap sepuluh minggu setelah insiden itu dan baru bergerak melakukan penangkapan setelah petikan video penembakan yang diunggah di media sosial memicu kemarahan publik.
Video itu menunjukkan bagaimana Arbery yang sedang jogging di jalan dua arah, dikonfrontasi oleh dua laki-laki bersenjata yang menghentikannya dengan mobil pick up dan kemudian menembaknya. [em/lt]