Paris seperti kembali terjaga dari tidur yang panjang. Setelah beberapa kali memberlakukan lockdown yang cukup lama, kota itu terasa hidup.
Banyak orang terlihat membentuk antrean panjang di luar museum Louvre, sementara beberapa lainnya tampak duduk di kafe-kafe sambil mencelupkan croissant ke dalam kopi mereka, menikmati dimulainya kembali situasi normal.
Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire, yang juga menikmati kopi paginya di sebuah kafe di ibu kota Perancis, mengatakan, pembukaan kembali bisnis sebaiknya dilakukan setahap demi setahap.
"Ini adalah awal kembali ke keadaan normal. Saya kira, pembukaan kembali bisnis secara bertahap merupakan langkah terbaik. Yang terburuk adalah jika kita terburu-buru melakukannya. Jumlah kasus COVID kemungkinan akan memburuk lagi, dan kita harus kembali ke titik nol," jelasnya.
Mulai Rabu, gerai-gerai bisnis tidak esensial dapat beroperasi kembali untuk pertama kalinya dalam enam pekan sejak Perancis secara bertahap melonggarkan lockdown nasional ketiganya dalam waktu kurang dari setahun.
Seorang pemilik kafe, di mana Le Maire menikmati secangkir kopi pagi itu, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ditanya Le Maire mengenai tanggapannya terhadap pembukaan kembali bisnisnya, pria itu mengatakan, “Nah, dengar, kami sangat senang dapat membuka kembali teras kafe kami, dan juga untuk dapat menyambut Anda kembali, dan para pelanggan kami lainnya. Kami melewati masa yang sulit, tapi saya pikir semuanya akan berjalan dengan baik kali ini, saya harap."
Pandemi global telah memaksa penutupan banyak bisnis wisata di berbagai penjuru dunia, tetapi di Perancis, negara yang terkenal dengan seni adiboganya, lockdown terasa sangat memukul.
Orang-orang Perancis menghabiskan lebih banyak waktu untuk makan atau minum daripada warga negara-negara maju lainnya, menurut Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), dan makan di luar dipandang sebagai bagian dari tatanan sosial.
Pelonggaran lockdown tidak lepas dari menurunnya jumlah kasus COVID-19 dan semakin berkurangnya tekanan terhadap rumah-rumah sakit di Perancis. Hingga pekan ini, negara itu memiliki sekitar 5,88 juta kasus dengan 108.000 kematian akibat COVID-19. [ab/uh]