Taiwan, yang menarik perhatian dunia tahun lalu karena melalui 200 hari berturut-turut tanpa kasus COVID-19 lokal, melakukan penutupan untuk pertama kalinya guna membendung wabah virus corona terburuknya sejak pandemi global dimulai.
Pusat Komando Epidemi pemerintah pusat mengumumkan ada lebih dari 1.200 kasus sejak Jumat hingga Rabu, termasuk rekor 333 kasus pada satu hari. Para pejabat pusat komando mengatakan para pilot pesawat kargo yang terinfeksi telah menularkan COVID-19 itu pada pertengahan April, diikuti penyebaran di bar-bar di kawasan padat penduduk di Taipei. Lebih dari 150 dari 260 kasus yang dilaporkan pada hari Selasa terkait dengan distrik itu. Wali kota Taipei telah menarget para pekerja migran, yang kerap menjadi pekerja di bar itu, untuk menjalani tes virus.
Sean Su, seorang analis politik independen di Taiwan mengatakan banyak di antara penularan itu disebarkan melalui dua hal. Pertama di industri-industri gelap dan kedua orang-orang yang berpotensi datang secara ilegal, tanpa melalui pemeriksaan.
Pada hari Sabtu lalu, pusat komando memerintahkan semua ruang publik, termasuk bioskop, perpustakaan dan pusat rekreasi, untuk tutup hingga 28 Mei. Sebagian besar sekolah telah ditutup atau beralih ke kelas daring mulai Selasa. Toko-toko, restoran dan kantor-kantor dapat tetap buka jika mematuhi peraturan pencegahan epidemi seperti menjaga jarak. Jalan-jalan yang biasanya penuh kebisingan pejalan kaki, skuter dan kendaraan lainnya kini terasa lengang.
Jika penambahan kasus harian tetap di atas 100 per hari, pemerintah pada akhirnya akan memberlakukan lockdown di mana semua orang harus tinggal di rumah kecuali untuk melakukan urusan penting.
Meskipun masih diperbolehkan untuk keluar rumah, banyak orang menggunakan grup media sosial pada akhir pekan untuk mendesak kerabat, kolega dan sesama orang tua murid agar tetap tinggal di rumah. Satu-satunya tempat yang mengundang kerumunan orang dalam jumlah besar adalah pasar swalayan.
Akhir pekan lalu banyak orang yang panik berbelanja untuk pertama kalinya sejak awal 2020, ketika Taiwan melaporkan kasus lokal yang jumlahnya sedikit. Tisu kamar mandi, masker, alkohol disinfektan dan makanan dalam kemasan kosong dari rak-rak pasar swalayan pada Senin pagi.
Taiwan berhasil menghindari wabah itu tahun lalu melalui karantina, pelacakan kontak dan pengawasan perbatasan yang ketat.
Lebih dari 5 juta dosis vaksin dari perusahaan farmasi AS Moderna dijadwalkan tiba di Taiwan bulan Mei, kata pusat komando epidemi bulan lalu. [uh/ab]