Pejabat penegak hukum AS mengatakan telah menghantam balik jaringan kriminal yang berbasis di Rusia yang menyebabkan terhentinya jaringan pipa bahan bakar di berbagai bagian AS bulan lalu dan menyita sebagian besar dari jutaan dolar pembayaran tebusan sebelum bisa digunakan.
Departemen Kehakiman Senin mengumumkan telah mengembalikan $2,3 juta dari sekitar $5 juta uang tebusan yang dibayar Colonial Pipeline kepada DarkSide Network setelah ransomware, serangan siber yang meminta uang tebusan mengakibatkan kekurangan bahan bakar di sepanjang Pantai Timur AS.
"Kita menyerang balik DarkSide," kata Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco, yang menggambarkan penyitaan itu sebagai "perkembangan yang signifikan."
“Serangan Ransomware tidak bisa diterima, tetapi ketika mereka menyasar infrastruktur penting, kita akan membalas dengan segala upaya,” tambahnya.
Colonial Pipeline, yang menjadi target serangan DarkSide 7 Mei lalu, adalah operator utama pipa bahan bakar di AS, yang bertanggung jawab atas sekitar separuh pasokan bahan bakar untuk wilayah Pantai Timur AS.
Setelah serangan itu, Colonial Pipeline memutuskan untuk memenuhi tuntutan DarkSide, membayar sekitar $5 juta dalam bentuk mata uang digital cryptocurrency Bitcoin. Namun pejabat pemerintah AS mengatakan Colonial juga bekerja sama dengan lembaga penegak hukum, yang mampu melacak pembayaran itu ke dompet virtual.
Secara khusus, para pejabat mengatakan mereka bisa memperoleh kunci virtual yang membuka isi dompet.
Akibatnya, Departemen Kehakiman mengatakan bisa mengembalikan sekitar 80% dari mata uang kripto itu, yang nilainya dalam beberapa minggu terakhir turun, sebelum DarkSide bisa mengaksesnya. [my/ft]