Australia terus merekomendasikan vaksin AstraZeneca untuk orang-orang berusia di atas 50 tahun meskipun seorang perempuan berusia 52 tahun meninggal akibat pembekuan darah otak yang disebabkan oleh vaksin itu.
Kematian tersebut, yang dikonfirmasi pada hari Kamis (10/6), merupakan kematian kedua di Australia terkait vaksin tersebut. Sejak Maret, negara itu telah menyuntikkan 3,6 juta dosis vaksin AstraZeneca.
Korban pertama adalah seorang perempuan berusia 48 tahun yang meninggal April lalu.
Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly mengatakan AstraZeneca tetap menjadi vaksin yang direkomendasikan untuk orang berusia di atas 50 tahun karena berkurangnya risiko pembekuan yang langka seiring bertambahnya usia.
Kelly mengatakan, “Saya mengerti bahwa ini adalah berita yang sangat memprihatinkan. Sangat memprihatinkan bagi keluarga yang terdampak. Tetapi, kami mengambil keputusan untuk tetap menggunakan AstraZeneca berdasarkan pertimbangan risiko dan manfaat. Saat ini, AstraZeneca adalah elemen yang sangat penting dalam program vaksinasi kita. Mereka yang khawatir, khususnya mengenai vaksin COVID saat ini, dianjurkan berbicara dengan dokter masing-masing.”
Pihak berwenang Australia, Kamis, juga menyatakan bahwa Pfizer, satu-satunya vaksin COVID-19 lain yang disetujui untuk digunakan di Australia, aman untuk perempuan hamil.
Keputusan itu didasarkan pada penelitian terhadap 123.000 perempuan yang hamil sesaat sebelum atau setelah mereka divaksinasi.
Ada 35 kasus pembekuan darah di Australia yang dipastikan disebabkan oleh AstraZeneca dan 13 kasus kemungkinan lainnya. [ab/uh]