Amerika Serikat (AS) dan Inggris memperingatkan tentang aktivitas Rusia di dunia maya. Kedua negara itu menuduh Kremlin berulang kali mencoba menerobos sistem kritis lembaga pemerintah, kontraktor pertahanan, universitas, dan bahkan partai politik.
Sebuah peringatan bersama yang dirilis oleh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) dan Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, Kamis (1/7), mengatakan intelijen militer Rusia, GRU, melakukan kampanye "brute force" sejak 2019 untuk memperoleh kredensial seperti login email, kemudian berulang kali menebak kata sandi, sampai peretas bisa masuk.
"Setelah memperoleh akses jarak jauh, banyak taktik, teknik, dan prosedur (TTP) yang terkenal digabungkan untuk bergerak ke samping, menghindari pertahanan, dan mengumpulkan informasi tambahan dalam jaringan target," kata pernyataan itu.
Pernyataan tersebut mencatat, GRU Rusia berhasil menarget ratusan organisasi AS dan asing, serta berbagai lembaga pemerintah AS, seperti Departemen Pertahanan.
Rusia "mengarahkan sejumlah besar aktivitas ini ke badan-badan organisasi yang menggunakan layanan komputasi awan (cloud) Microsoft Office 365. Namun, mereka juga menarget penyedia layanan lain dan server email lokal," menurut pernyataan itu.
"Upaya ini hampir pasti masih berlangsung." [ps/ft]