Kebijakan yang akan diberlakukan terhadap 35 ribu pegawai kota San Francisco itu merupakan kebijakan yang pertama kali dilakukan oleh kota atau kabupaten manapun di Amerika, menurut media The San Francisco Chronicle.
Pegawai yang menolak untuk mendapat vaksinasi dan tidak memiliki surat pengecualian berdasarkan kesehatan atau agama, dapat dipecat.
Tiga vaksin COVID-19 yang saat ini tersedia di Amerika dibagikan di bawah otorisasi darurat yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan Amerika.
Mereka diperkirakan akan mendapat persetujuan penuh dalam beberapa bulan mendatang dan pegawai negeri kota San Francisco kemudian diberi waktu 10 minggu untuk mendapat suntikan vaksin virus corona.
San Francisco, kota padat dengan jumlah warga hampir sebanyak 900 ribu orang, telah memberlakukan restriksi paling ketat di Amerika dan jumlah vaksinasi yang tinggi.
Kebijakan vaksinasi bagi pegawai negeri Kota San Francisco mencakup berbagai lapangan pekerjaan, namun tidak termasuk guru, yang merupakan pegawai distrik sekolah.
Wali Kota London Breed mengatakan, mandat itu merupakan langkah penting pertama yang diambilnya untuk menjaga keselamatan warganya.
"Saya harus memikirkan tentang pegawai kami. Saya harus memikirkan tentang publik dan apa yang harus dipatuhi oleh publik dan penting bagi saya untuk memastikan bahwa kita memberi contoh dengan tenaga kerja kami," jelasnya.
Tracy McCray, wakil direktur Asosiasi Polisi San Francisco mengatakan, keharusan untuk divaksin akan meningkatkan masalah seputar privasi.
"Pada dasarnya adalah informasi tentang privasi. Informasi yang diberikan oleh polisi kepada kota San Francisco, harus tetap aman dan tidak dapat dijangkau oleh orang lain," kata Tracy.
Dante King, pendiri Aliansi dan Koalisi Pekerja Kulit Hitam Terhadap Anti Kulit Hitam menyatakan kekhawatirannya bahwa mandat itu dapat mengarah tanpa disengaja menuju diskriminasi.
"Kami sudah tahu bahwa pekerja kulit hitam mendapat hukuman disiplin secara tidak proporsional di lingkungan kota dan county San Francisco, mulai dari teguran hingga pemecatan," ujar Dante King. [lj/uh]