Utusan iklim AS John Kerry meminta China bergabung dengan Amerika dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus menggambarkan aliansi internasional yang telah membangun kembali Eropa setelah Perang Dunia II sebagai model untuk memerangi perubahan iklim.
Kerry menantang para pemimpin global untuk mempercepat aksi yang diperlukan untuk mengekang kenaikan suhu dan mengamankan dunia dari tepi jurang yang berbahaya.
"Sejumlah sekutu, mitra-mitra, banyak pesaing, bahkan "musuh" harus bekerjasama," katanya saat berpidato di Kew Gardens London, sebuah situs warisan dunia UNESCO, tempat para ilmuwan bekerja untuk melindungi tanaman dari pemanasan global.
“Krisis iklim adalah ujian di zaman kita sendiri. Sementara itu dapat berlangsung secara lambat, bagi sebagian orang, uji ini dinilai akut dan eksistensial,” kata Kerry lebih lanjut. “Kita hampir kehabisan waktu.”
Kerry menggambarkan dekade berikutnya sebagai menentukan dan sekaligus menjelaskan bahwa negara-negara di seluruh dunia harus mempercepat upaya pengurangan emisi gas rumah kaca jika ingin memenuhi komitmen mereka dalam membatasi kenaikan suhu, tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pada era pra-industri.
Sementara banyak negara telah berjanji menghilangkan emisi karbon bersih tahun 2050, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyatakan tingkat emisi harus dikurangi sedikitnya 40% pada akhir dekade ini untuk menjaga agar suhu tetap terkendali.
Penyelenggara KTT iklim PBB berikutnya menyebut acara akhir tahun 2021 di Glasgow, Skotlandia itu merupakan “kesempatan terbaik yang terakhir bagi dunia untuk mengendalikan perubahan iklim yang berlangsung cepat.”
Tujuan utama pertemuan, yang dikenal sebagai COP26, adalah negara-negara menetapkan target “ambisius” untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.
Untuk memenuhi target itu, sejumlah negara perlu secara bertahap menghentikan penggunaan batu bara, mengurangi deforestasi, mempercepat peralihan ke kendaraan listrik dan mendorong investasi dalam energi terbarukan, demikian menurut para penyelenggara konferensi.
China, Amerika Serikat dan India adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Itu berarti upaya mengendalikan perubahan iklim kemungkinan akan gagal kecuali ketiganya memimpin dalam pengurangan emisi.
Kerry merujuk pada hubungan yang sering tegang antara AS dan China, tetapi mengungkapkan masa depan tergantung pada kerjasama mereka.
Kedua negara juga perlu meningkatkan semangat mereka dalam memerangi perubahan iklim, Kerry menambahkan, “Bukanlah suatu misteri bahwa China dan AS punya banyak perbedaan. Tetapi seputar iklim, kerjasama adalah satu-satunya cara untuk membebaskan diri dari pakta kehancuran bersama di dunia saat ini,'' katanya.
“Presiden Biden dan Presiden Xi telah menyatakan dengan tegas bahwa masing-masing akan bekerjasama dalam menanggulangi masalah iklim ini meskipun ada perbedaan lainnya. Amerika membutuhkan China untuk berhasil memangkas emisi. China membutuhkan Amerika untuk melakukan hal yang sama," tandasnya. [mg/jm]