Menurut laporan yang dimuat di Washington Post dan New York Times, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) hari Jumat (30) diperkirakan akan mengungkapkan kepada masyarakat sebuah dokumen internal kesehatan federal mengenai varian Delta virus corona yang dapat menular “semudah cacar air” oleh orang-orang yang telah maupun tidak divaksinasi.
Dokumen yang dilaporkan kedua surat kabar itu adalah presentasi slide yang didistribusikan kepada para pejabat CDC. Presentasi itu merinci berbagai kesulitan yang dihadapi badan itu dalam meyakinkan sebagian populasi untuk divaksinasi dan mengenakan masker.
Presentasi itu mendesak para pejabat CDC untuk membuat pesan-pesan layanan masyarakat yang “menekankan vaksinasi sebagai pertahanan terbaik dalam menghadapi varian virus corona yang sangat menular sampai-sampai ini seperti virus baru yang berbeda, berpindah dari target ke target dengan lebih cepat daripada Ebola atau flu biasa.”
Dengan varian Delta virus corona yang menyebar cepat di berbagai penjuru negeri, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan bahwa pegawai sipil pemerintah federal harus divaksinasi atau melakukan tes rutin dan mengenakan masker.
“Setiap pegawai pemerintah federal akan diminta untuk membuktikan status vaksinasi mereka,” kata Biden, Kamis (29/7) dalam pidato dari Ruang Timur di Gedung Putih.
“Siapapun yang tidak menunjukkan bukti atau tidak divaksinasi akan diwajibkan untuk mengenakan masker, tak peduli di manapun mereka bekerja, dites satu atau dua kali sepekan untuk mengetahui apakah mereka telah terjangkit COVID, menerapkan social distancing, dan secara umum tidak akan diizinkan bepergian untuk bekerja.”
Pemerintah federal mempekerjakan lebih dari 4 juta warga Amerika, dua juta lebih di antaranya adalah pegawai sipil, kata Gedung Putih. Standar yang sama akan berlaku bagi kontraktor federal, lanjut Biden.
Filipina dan Jepang
Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Jumat (30/7) mengumumkan lockdown di kawasan ibu kota, Manila, yang berpenduduk 13 juta orang. Langkah ini dimaksudkan untuk menghentikan penyebaran varian Delta virus corona. Lockdown akan berlaku mulai 6 Agustus hingga 20 Agustus.
Kawasan-kawasan tetangga Tokyo ditetapkan dalam keadaan darurat mulai 2 Agustus hingga 31 Agustus, menurut harian Jepang Asahi Shimbun. Tokyo, di mana Olimpiade sedang berlangsung, dan Okinawa telah ditetapkan dalam keadaan darurat karena penyebaran virus corona.
Saitama, Chiba, Kanagawa dan Osaka adalah prefektur baru yang memberlakukan keadaan darurat itu. Prefektur Hokkaido, Ishikawa, Kyoto, Hyogo dan Fukuoka, juga Tokyo yang berdekatan, akan ditetapkan di bawah langkah-langkah pradarurat.
Berdasarkan keadaan darurat, bisnis dihentikan di lokasi-lokasi yang menyajikan minuman beralkohol atau memiliki karaoke. Pengusaha juga diminta untuk tidak menyajikan minuman beralkohol di bawah peraturan pradarurat.
Jepang telah melaporkan rekor jumlah kasus harian COVID, sementara negara itu menyelenggarakan Olimpiade di Tokyo.
Asahi Shimbun, Kamis malam (29/7) melaporkan bahwa Jepang mencatat lebih dari 10 ribu kasus harian virus corona, yang pertama kali bagi negara itu mencatat angka di atas 10 ribu. Tokyo mencatat 3.865 infeksi, melebihi angka sehari sebelumnya, 3.177, menurut harian itu.
Surat kabar itu juga melaporkan bahwa 24 orang yang terkait dengan Olimpiade dites positif terjangkit COVID-19, termasuk tiga atlet, membuat totalnya menjadi 193 orang.
Afrika dan Amerika Latin tertinggal
Para pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir 47 dari 54 negara di Afrika tidak mencapai target memvaksinasi 10 persen populasi mereka pada bulan September. Ini adalah target yang ditetapkan awal tahun ini oleh Majelis Kesehatan Dunia, badan pembuat kebijakan kesehatan tertinggi dunia. Afrika mencatat kurang dari 1 persen dari 4 miliar dosis vaksin yang telah diberikan secara global.
Banyak negara Amerika Latin juga tertinggal. Kawasan ini, bersama dengan Karibia, mencatat 1,25 juta kematian terkait COVID-19 dan berjuang keras untuk mendapatkan vaksin yang diperlukan oleh negara-negara tersebut.
Sementara Argentina, Brasil dan Uruguay telah memvaksinasi sekitar 50 persen populasi mereka, sebagian besar lainnya baru memvaksinasi sekitar 30 persennya, dengan Honduras, Guatemala dan Venezuela tertinggal dengan catatan kurang dari 10 persen.
AS mengirim jutaan dosis vaksin ke Amerika Selatan awal bulan ini sebagai bagian dari komitmen Biden untuk mengakhiri pandemi di seluruh dunia. Satu juta dosis vaksin Johnson & Johnson dikirim ke Bolivia, satu juta dosis vaksin Pfizer ke Paraguay hari Jumat, dan 1,5 juta dosis vaksin Moderna ke Guatemala, kata Gedung Putih.
Secara keseluruhan di dunia, baru 1,1 persen warga di negara-negara miskin yang menerima sedikitnya satu dosis vaksin.
Johns Hopkins Coronavirus Resource Center melaporkan 196.634.210 kasus COVID di seluruh dunia pada Jumat pagi. [uh/ab]