Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengumumkan, Senin (2/8), bahwa pihaknya memperluas pemberian visa kepada warga Afghanistan yang mungkin berisiko mendapat pembalasan oleh Taliban karena berafiliasi dengan kepentingan Amerika.
Departemen Luar Negeri mengatakan ribuan warga Afghanistan dan anggota keluarga dekat mereka yang bekerja untuk pemerintah AS, proyek-proyek yang didanai AS, militer AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO), atau media serta organisasi non-pemerintah yang berbasis di AS sekarang memenuhi syarat untuk dimukimkan di Amerika.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada para wartawan Senin bahwa AS memiliki “tanggung jawab khusus terhadap individu-individu itu. Mereka berdiri bersama kami; kami akan berdiri bersama mereka.”
Dia mengatakan warga Afghanistan yang bekerja untuk AS atau mitra-mitra internasional sejak 2001 “menghadapi ketakutan akut, penganiayaan atau pembalasan yang kemungkinan akan semakin menjadi-jadi ketika pasukan koalisi meninggalkan negara itu.”
Langkah itu dilakukan selagi AS menghentikan kehadiran militernya di Afghanistan setelah hampir 20 tahun.
Blinken mengakui bahwa program yang diperluas itu menimbulkan “tantangan diplomatik, logistik, dan birokrasi yang signifikan,” tetapi dia mengatakan, “kami mengambil tanggung jawab atas mitra-mitra Afghanistan kami dengan sangat serius.”
Sebuah pernyataan Departemen Luar Negeri mengatakan akses ke program penerimaan pengungsi AS itu “merupakan mekanisme penting untuk memberikan perlindungan bagi orang-orang ini” dan merupakan tanggapan terhadap semakin memburuknya tingkat kekerasan Taliban di Afghanistan.
Sekelompok orang Afghanistan yang lebih terbatas sudah memenuhi syarat untuk dimukimkan di Amerika di bawah program Visa Imigran Khusus (SIV).
Blinken mengatakan bahwa selama 13 tahun terakhir, Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan lebih dari 73 ribu visa di bawah program SIV kepada warga Afghanistan yang telah membantu Amerika Serikat serta keluarga mereka.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan badan tersebut tidak memiliki perkiraan berapa banyak warga Afghanistan yang memenuhi syarat untuk datang ke Amerika Serikat di bawah program yang diperluas tersebut.
AS dan negara-negara sekutu anggota NATO mengumumkan pada 1 Mei bahwa mereka mulai menarik pasukan terakhir dari negara itu, dan Pentagon mengatakan pada awal Juli bahwa penarikan pasukannya sudah 90 persen selesai. Proses ini akan selesai pada 31 Agustus.
Sejak pasukan internasional mulai meninggalkan Afghanistan, Taliban telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan Afghanistan, merebut hampir setengah dari sekitar 420 distrik di negara itu. [lt/ps]