Lebih dari dua puluh pengungsi Rohingya hilang dan dikhawatirkan tewas tenggelam setelah kapal yang membawa mereka terbalik di Teluk Benggala, demikian pernyataan PBB dan polisi Bangladesh, Minggu (15/8).
Para pengungsi itu tampaknya berusaha melarikan diri dari sebuah pulau terpencil di Bangladesh di mana mereka direlokasi setelah sebelumnya berusaha tinggal di kamp-kamp yang padat di dekat perbatasan dengan Myanmar.
Relokasi itu telah dikecam luas oleh PBB dan kelompok-kelompok HAM, yang mengatakan pulau itu tidak layak ditinggali.
Di musim hujan, pulau itu kerap terendam air. Tetapi pemerintah mengatakan pulau itu telah dilengkapi dengan tembok pelindung dari air laut, rumah sakit, sekolah dan masjid.
Sana Ulla, pengungsi Rohingya yang selamat dengan berenang kembali ke pulau itu, tetapi kehilangan semua anaknya, meminta UNHCR untuk tidak membiarkannya kembali ke pulau Bhasan Char.
“Pemerintah Bangladesh membawa kami ke Bhasan Char dan mengatakan akan memberi peluang apapun pada kami. Tetapi kami tidak dapat menghasilkan atau memperoleh pendapatan apapun di sini. Kami tidak dapat bergerak bebas. Kami ditahan seperti di penjara," katanya.
"Semua anak saya meninggal ketika saya mencoba melarikan diri. Saya kehilangan empat anak, adik saya kehilangan lima anak. Abang ipar saya kehilangan lima anak, dan abang saya kehilangan delapan anak. Mereka semua tewas. Kami tidak punya apa-apa lagi sekarang. Kami meminta UHNCR agar tidak lagi dibiarkan tinggal di Bhasan Char," tambah dia.
Seorang pejabat polisi di distrik Noakhali, di mana pulau itu berada, mengatakan pada Associated Press melalui telpon bahwa sekitar 40 pengungsi – termasuk perempuan dan anak-anak – berada di kapal ikan yang tenggelam dalam cuaca buruk itu. Berbicara dengan syarat namanya dirahasiakan, pejabat itu mengatakan para pengungsi “tampaknya melarikan diri dari pulau itu.” Ditambahkannya, sedikitnya 14 pengungsi berhasil diselamatkan para nelayan dan dibawa kembali ke pulau itu.
Tampung 1,1 Juta Pengungsi Rohingya
Pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang telah menampung lebih dari 1,1 juta pengungsi Rohingya dari negara tetangganya Myanmar, telah merelokasi sekitar 20.000 pengungsi dari kamp-kamp yang padat di Cox's Bazaar ke pulau itu.
Pulau di distrik Noakhali yang dikelola oleh Angkatan Laut Bangladesh itu dapat mengakomodasi sekitar 100.000 pengungsi.
Sebelumnya pihak berwenang mengatakan akan merelokasi para pengungsi ke pulau itu secara bertahap.
Lebih dari 700.000 pengungsi Rohingya melarikan di ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus 2017 ketika militer di Myanmar – negara yang mayoritas beragama Budha – memulai serangan kejam terhadap kelompok etnis Muslim-Rohingya pasca serangan kelompok pemberontak. Para pengungsi itu menetap di kamp-kamp itu bersama ratusan ribu pengungsi lain yang telah melarikan diri ke Bangladesh dalam puluhan tahun ini. [em/lt]