Di sebuah sekolah yang terletak di pinggiran kota Atlanta, Georgia, di mana penggunaan masker bersifat opsional, lebih dari 60 persen murid mengenakan masker saat berada di dalam kelas.
Mary Elizabeth Davis, Penilik Sekolah di Kabupaten Henry menjelaskan, "Kami memutuskan penggunaan masker sifatnya opsional dan kini telah mengikuti rekomendasi CDC agar kami menyarankan individu-individu untuk memilih mengenakan masker sebagai tambahan tindakan pencegahan."
Orang tua memiliki pendapat yang berbeda-beda seputar panduan tentang penggunaan masker. Sebagian di antara mereka merasa rekomendasi itu sudah cukup. Salah satunya adalah Daniel Denny, orang tua dari seorang murid kelas 3 SD.
"Saya tahu bahwa jumlah kasus COVID-19 sedang meningkat, namun hingga hal itu menjadi masalah seperti sebelumnya, itu sudah cukup," jelasnya.
Sebagian lainnya memilih untuk membuat anak-anaknya tetap bersekolah dari rumah karena tidak setuju dengan kebijakan tersebut.
Holley Freeman termasuk di antara orang tua murid yang merasa kesal. "Saya benar-benar merasa kesal karena kami tidak memiliki pilihan yang aman. Meskipun pemerintah Kabupaten Henry menerapkan penggunaan masker sebagai kewajiban di dalam gedung-gedung mereka, anak-anak ini tidak dilibatkan dalam langkah-langkah keamanan tersebut."
Freeman merasa bersalah karena membuat Kalani, putrinya yang berusia delapan tahun bersekolah dari rumah. "Kalani merasa benar-benar kecewa, dan saya seharusnya tidak merasa bersalah. Namun saya merasa bersalah karena anak saya tidak dapat merasa seperti anak usia delapan tahun pada umumnya," imbuhnya.
California, Lousiana, Oregon dan Washington berencana untuk mewajibkan penggunaan masker bagi seluruh murid dan guru terlepas dari status vaksinasi mereka.
Sementara itu Arkansas, Arizona, Florida, Iowa, Oklahoma, South Carolina, Texas dan Utah telah melarang kewajiban penggunaan masker di seluruh sekolah negeri. [lj/uh]