Tautan-tautan Akses

Pengadilan Bangladesh Hukum Mati 6 Militan Pelaku Pembunuhan Brutal Aktivis Gay


Polisi mengawal empat dari delapan tersangka militan Islam yang dituduh membunuh dua pria termasuk seorang aktivis hak-hak gay terkemuka lima tahun lalu, di dalam lift saat mereka menuju pengadilan di Dhaka, Bangladesh, 31 Agustus 2021.
Polisi mengawal empat dari delapan tersangka militan Islam yang dituduh membunuh dua pria termasuk seorang aktivis hak-hak gay terkemuka lima tahun lalu, di dalam lift saat mereka menuju pengadilan di Dhaka, Bangladesh, 31 Agustus 2021.

Sebuah pengadilan antiterorisme Bangladesh, Selasa (31/8), menjatuhkan hukuman mati terhadap enam militan Muslim yang terbukti bersalah melakukan pembunuhan brutal terhadap dua pria, termasuk seorang aktivis hak-hak gay terkemuka, lima tahun lalu.

Hakim Mojibur Rahman dari Pengadilan Khusus Anti-Terorisme memutuskan bahwa enam terdakwa bertanggung jawab atas pembunuhan dua orang itu tetapi membebaskan dua orang lainnya. Polisi mendakwa delapan tersangka militan dalam kasus tersebut.

Menurut pengadilan itu, pada April 2016, para penyerang terbukti menebas hingga tewas Xulhaz Mannan, editor majalah gay pertama Bangladesh yang pernah bekerja untuk Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), dan temannya Mahbub Rabbi Tonoy. Pembunuhan di sebuah apartemen di Dhaka itu adalah bagian dari gelombang serangan yang menarget ateis, moderat, dan orang asing.

Empat dari enam terdakwa hadir di tengah pengamanan ketat di pengadilan Selasa, sementara dua lainnya masih buron. Jaksa mengidentifikasi mereka semua sebagai anggota Ansar-al-Islam, sebuah kelompok militan dalam negeri.

Pengacara pembela bersumpah untuk mengajukan banding atas putusan tersebut ke Pengadilan Tinggi.

Aktivis Bangladesh Xulhaz Mannan saat menghadiri rapat umum Tahun Baru Bengali yang diselenggarakan oleh masyarakat LGBT Bangladesh di Dhaka, 14 April 2014.
Aktivis Bangladesh Xulhaz Mannan saat menghadiri rapat umum Tahun Baru Bengali yang diselenggarakan oleh masyarakat LGBT Bangladesh di Dhaka, 14 April 2014.

Mannan, yang sebelumnya juga bekerja sebagai petugas protokol Kedutaan Besar AS, adalah editor majalah gay Roopbaan serta sepupu mantan Menteri Luar Negeri Dipu Moni dari partai Liga Awami yang memerintah.

Pada tahun 2016, Bangladesh dilanda gelombang serangan mematikan terhadap orang asing, minoritas agama, dan blogger sekuler, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok ekstremis agama mendapatkan pijakan di negara itu, terlepas dari tradisi sekularisme dan toleransinya.

Pembunuhan-pembunuhan itu diklaim oleh berbagai kelompok militan, termasuk Ansar-al-Islam dan al-Qaeda di Anak Benua India (AQIS). Kelompok domestik Jumatul Mujahedeen Bangladesh dan Harkatul Jihad juga dituding bertanggung jawab atas beberapa serangan.

Pemerintah Perdana Menteri Sheikh Hasina telah mengklaim keberhasilan dalam mengendalikan militansi setelah tindakan keras nasional terhadap kelompok Islam radikal menyebabkan puluhan militan tewas dan banyak lainnya dipenjarakan.

AS mengutuk pembunuhan Mannan. Dalam sebuah pernyataan, Duta besar AS pada saat itu, Marcia Bernicat, mengatakan hatinya hancur mengetahui terjadinya pembunuhan brutal itu.

“Xulhaz Mannan lebih dari sekadar kolega bagi kami yang beruntung bekerja dengannya di Kedutaan Besar AS. Ia adalah teman baik,'' katanya. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG