Tautan-tautan Akses

Iran Serukan AS untuk 'Setop Kecanduan Sanksi'


Seorang pengunjuk rasa memegang bendera Iran dan AS dalam konvensi warga AS keturunan Iran, di California, Los Angeles, California, 11 Januari 2020. (Foto: Patrick T. Fallon/Reuters)
Seorang pengunjuk rasa memegang bendera Iran dan AS dalam konvensi warga AS keturunan Iran, di California, Los Angeles, California, 11 Januari 2020. (Foto: Patrick T. Fallon/Reuters)

Iran menyerukan kepada Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (4/9) untuk berhenti menjatuhkan sanksi tehadap republik Islam itu. Iran juga menuduh Presiden AS Joe Biden mengikuti kebijakan "jalan buntu" yang sama dengan mantan presiden AS Donald Trump.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh menyampaikan pandangannya sehari setelah Kementerian Keuangan AS mengumumkan sanksi-sanksi finansial terhadap empat warga Iran. Keempat orang itu dituduh merencanakan penculikan seorang jurnalis AS keturunan Iran.

"Washington harus paham bahwa mereka tak punya pilihan lain selain menyudahi kecanduannya menjatuhkan sanksi dan menunjukkan hormat, baik dalam pernyataan maupun perilaku, terhadap Iran," kata Khatibzadeh dalam siaran pers.

Di bawah kepemimpinan Trump, Washington secara sepihak mundur dari perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan keenam negara berpengaruh di dunia.

Perjanjian multilateral itu memungkinkan sanksi-sanksi diringankan, dengan syarat Iran membatasi program nuklirnya.

Biden telah mengatakan ingin melibatkan Washington lagi dalam perjanjian itu. Namun, perundingan di Wina yang dimulai pada April telah terhenti, sejak Ebrahim Raisi yang ultra-konservatif memenangkan pemilihan presiden Iran pada Juni. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG