Sedikitnya dilaporkan 41 napi tewas dan 80 lainnya luka-luka dalam insiden kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Banten, pada Rabu (8/9) dini hari.
Api berhasil dipadamkan setelah dua jam mengamuk. Ratusan polisi dan tentara dikerahkan di sekitar penjara untuk mencegah tahanan melarikan diri, kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran kepada wartawan di dekat tempat kejadian.
Seorang perempuan yang merupakan keluarga korban tewas tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, saat ditemui wartawan Associated Press di luar lapas tersebut. "Saya sudah dapat kabar sejak pukul 3 pagi. Dua tahun lagi pahadal adikku akan dibebaskan, ya Allah,” jelasnya.
Fadil mengatakan setidaknya 41 narapidana tewas dan 80 dirawat di rumah sakit, delapan di antaranya mengalami luka bakar parah. Ia mengungkapkan, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kebakaran tetapi penyelidikan awal menunjuk ke korsleting di salah satu blok. “Tadi saya sudah lihat di TKP. Berdasarkan pengamatan awal patut diduga karena terjadi hubungan pendek arus listrik,” paparnya.
Sebelumnya, diwawancarai VOA melalui telepon, Kepala Humas dan Protokol Dirjen Pemasyarakatan Rika Aprianti mengatakan “sedikitnya 40 tewas, delapan dirawat di RSUD Tangerang, 30 dirawat di klinik Lapas, sisanya (44 orang.red) masih dirawat di masjid di lapas ini.” Lapas Kelas I Tangerang dihuni oleh 2.072 narapidana, sementara khusus Blok C dihuni 122 narapidana.
Ditambahkannya, kebakaran berawal di Blok C Lapas Kelas I Tangerang sekitar pukul 01.50 WIB.
Lebih jauh Rika mengatakan “prioritas utama kami saat ini adalah merawat para korban.” Sementara penyebab kecelakan menurutnya “masih dalam penyelidikan.”
Dua WNA
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan dua dari korban tewas adalah warga negara asing, masing-masing dari Afrika Selatan dan Portugal. Ia memastikan penjara beroperasi dalam keadaan kelebihan kapasitas ketika kebakaran terjadi. Sel dikunci pada saat itu, kata Yasonna, tetapi dengan api yang berkobar tak terkendali, "beberapa kamar tidak bisa dibuka."
"Kami bekerja sama dengan otoritas terkait untuk mencari penyebab kebakaran dan tentu saja merumuskan strategi pencegahan agar bencana besar seperti ini tidak terjadi lagi," kata Yasonna dalam sebuah pernyataan, Rabu (8/9), sebagaimana dikutip dari Reuters.
Penjara Tangerang dirancang untuk menampung 1.225 narapidana tetapi dihuni lebih dari 2.000 orang, menurut Rika Aprianti, Kepala Humas dan Protokol Dirjen Pemasyarakatan, Kementerian Kehakiman. Blok C, tempat terjadinya kebakaran, dihuni 122 narapidana. Rika mengatakan 15 petugas penjara yang menjaga blok itu itu tidak terluka.
Pembobolan penjara dan kerusuhan yang berujung pada kebakaran adalah hal biasa di Indonesia. Banyak penjara kekurangan dana sementara jumlah penghuni berlebihan seiring gencarnya upaya penangkapan dalam perang melawan narkoba. [em/rs/ah], [ab/ka/es].