Dua puluh orang yang terkait serangan teroris pada November 2015 di Prancis diadili di Paris, Rabu (8/9). Diperkirakan proses itu akan berlangsung sembilan bulan.
Enam terdakwa diadili secara in absentia. Laporan mengatakan lima dari enam orang itu diduga tewas di Irak atau Suriah.
Sembilan teroris ISIS, sebagian besar dari Prancis dan Belgia, melancarkan beberapa serangan di stadion nasional, berbagai bar dan restoran dan dalam konser di Teater Bataclan. Total 130 orang tewas, 90 di antaranya di gedung konser itu. Sedikitnya 490 orang terluka.
Anggota ke-10 sel teror itu dan satu-satunya yang masih hidup, Salah Abdeslam, ditangkap di Brussel empat bulan setelah serangan 13 November 2015. Dia dituduh membantu orang lain.
"Sidang ini benar-benar merupakan langkah penting bagi para korban, baik yang terluka maupun yang kehilangan anggota keluarga," kata Michael Dantinne, profesor kriminologi di University of Liege, kepada media berita Prancis, France 24. Ia menambahkan bahwa "itu hanya langkah dalam proses pemulihan para korban" dan "tidak akan memiliki efek magis."
Persidangan akan diadakan di pengadilan yang dibangun khusus di Paris dan digambarkan sebagai yang terbesar dalam sejarah hukum modern Prancis. [ka/ab]