Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan “pertanyaan tentang pengakuan internasional atas Taliban saat ini tidak lagi menjadi pertimbangan.”
Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers di sela-sela sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sabtu (25/9). Ditambahkannya, “kami akan berangkat dari premis itu, dan ketika kami menerima permintaan penunjukkan duta besar baru.”
Mengomentari situasi keamanan di Afghanistan saat ini, Lavrov mengatakan “sayangnya penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO (North Atlantic Treaty Organization/Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dilakukan secara tergesa-gesa tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Seperti yang diketahui, (salah satu) konsekuensinya adalah banyaknya senjata yang tersisa di Afghanistan.”
“Kita semua harus memastikan bahwa senjata-senjata ini tidak digunakan untuk tujuan destruktif,” tegasnya.
Bagi Rusia, tambahnya, prioritas utama adalah mencegah “penyebaran ekstremisme ke negara-negara tetangga,” dan “tentu saja ancaman teroris yang terus berlanjut di Afghanistan juga tidak dapat diterima.”
Lavrov mengatakan Taliban telah mengumumkan bahwa “mereka bertekad melawan ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya dan kami akan melakukan segala yang mungkin dilakukan untuk mendukung mereka guna memastikan hal itu.”
Ditanya wartawan tentang kemajuan mencapai perjanjian nuklir Iran, Lavrov mengatakan “Iran tidak melakukan apapun yang jelas dilarang. Iran mematuhi Perjanjin Non-Proliferasi Nuklir dan Protokol Tambahan atas perjanjian itu dan jaminannya.
"Iran saat ini memang tidak mematuhi sebagian besar kewajiban yang ada di JCPOA, yang saat ini tidak ditegakkan setelah Amerika keluar dari perjanjian itu. Yang menjadi pembicaraan sekarang adalah bagaimana memulihkan sepenuhnya perjanjian di mana Iran tidak memiliki justifikasi apapun untuk membuat pengecualian selain memenuhi kewajibannya.” [em/ft]