Korea Utara pada Senin (27/9) menuduh Amerika Serikat mempertahankan “kebijakan bermusuhan” dan menuntut pemerintahan Biden agar secara permanen mengakhiri latihan militer bersama dengan Korea Selatan.
Permintaan Kim Song, Duta Besar Korea Utara untuk PBB, pada hari terakhir pertemuan tingkat tinggi tahunan Majelis Umum PBB itu disampaikan tidak lama setelah Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara telah melakukan lagi uji coba rudal jarak pendek.
"Jika AS ingin melihat berakhirnya Perang Korea, perang paling berlarut-larut dan paling lama di dunia, dan jika benar-benar menginginkan perdamaian dan rekonsiliasi di Semenanjung Korea, Amerika harus mengambil langkah pertama untuk menghentikan kebijakan permusuhannya terhadap Republik Demokratik Rakyat Korea, dengan menghentikan secara permanen latihan militer bersama, dan proliferasi semua jenis senjata strategis yang ditujukan pada Korea Utara di Semenanjung Korea dan sekitarnya," papar Kim song.
Kim menuntut agar Amerika Serikat “secara permanen” menghentikan latihan militernya dengan Korea Selatan, yang secara tradisional digambarkan oleh Korea Utara sebagai latihan invasi.
Dia mengatakan Washington harus menarik senjata strategisnya dari wilayah itu “jika benar-benar menginginkan perdamaian dan rekonsiliasi di Semenanjung Korea.”
Amerika Serikat menggelar sekitar 28.000 tentara di Korea Selatan untuk membantu mencegah potensi agresi dari Korea Utara.
Amerika dan Korea Utara mengatakan latihan militer bersama kedua negara bersifat defensif, dan telah membatalkan atau memperkecil skala latihan itu dalam beberapa tahun terakhir untuk menciptakan ruang bagi upaya diplomatik dalam upaya mengatasi program nuklir Korea Utara. [lt/uh]