Pemulihan ekonomi global dari krisis COVID-19 tahun ini akan lambat karena negara-negara menghadapi kenaikan harga, beban utang yang tinggi, dan pemulihan yang beragam. Negara-negara miskin akan tertinggal dari negara-negara kaya,” ujar Kristalina Georgieva, direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Selasa (5/10).
Meskipun memiliki ratusan miliar dolar untuk membantu negara-negara pulih dari bencana, Georgieva mengatakan faktor-faktor seperti kenaikan harga pangan dan akses vaksin yang tidak setara, menghambat pemulihan.
“Kita menghadapi pemulihan global yang terus dibebani pandemi dan dampaknya. Kita tidak bisa melangkah maju dengan baik," kata Georgieva dalam pidato yang disampaikan secara virtual dari Washington ke Universitas Bocconi di Milan.
IMF, pemberi pinjaman pada saat negara menghadapi krisis, dan berbasis di Washington, akan merilis perkiraan pertumbuhan baru pekan depan. Menurut Georgieva, perkiraan tahun ini sedikit turun dari enam persen pada Juli. Ia menambahkan, "risiko dan hambatan bagi pemulihan global yang seimbang semakin menjadi jelas." [ka/lt]