Mantan kepala departemen kamera film “Rust,” Lane Luper mengatakan bahwa ia tidak pernah merasa aman saat menggarap film itu.
Lane Luper berbicara, saat penyelidikan atas penembakan fatal terhadap sinematografer Halyna Hutchins oleh aktor Alec Baldwin di lokasi syuting film di New Mexico bulan lalu terus berlanjut.
Pihak penyelidik yakin bahwa pistol Alec Baldwin telah menembakkan satu peluru yang membunuh sinematografer Halyna Hutchins dan melukai sutradara, Joel Souza.
Sky News melaporkan bahwa Lane Luper mengundurkan diri dari pekerjaannya dalam penggarapan film tersebut dengan alasan keamanan, hanya satu hari sebelum Halyna Hutchins tertembak.
Lane yakin kematian rekannya mungkin disebabkan oleh jalan pintas yang diambil untuk menurunkan biaya penggarapan film.
“Lokasi syuting ini tidak aman. Karena mereka tidak memiliki sarana yang diperlukan untuk mengikuti aturan keselamatan yang kami miliki di industri ini dan telah kami ikuti selama beberapa dekade,” ujar Lane.
“Saya tidak pernah merasa berada dalam bahaya yang berisiko pada kematian di lokasi syuting atau pada saat pulang ke rumah. Karena saya kelelahan,” katanya lagi.
Melalui sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh Sky News, produser film “Rust” menyangkal tuduhan Lane dan mengatakan bahwa tuduhan Lane Luper mengenai biaya dan keamanan tidak benar. Keamanan selalu menjadi prioritas utama dalam penggarapan film-film mereka, dan amat sangat mengerikan melihat seseorang menggunakan tragedi ini untuk keuntungan sendiri.
Sheriff di wilayah Santa Fe, Adan Mendoza mengatakan industri film memiliki rekam jejak keamanan yang baik. Mereka sudah merasa puas dengan penanganan senjata di lokasi syuting film “Rust” ini. Namun, ia menambahkan ada beberapa masalah keamanan yang perlu ditangani oleh industri film dan kemungkinan juga oleh negara bagian New Mexico.
Para penyelidik awalnya menemukan 500 butir amunisi, yang terdiri dari campuran peluru kosong, peluru tiruan dan apa yang tampak seperti peluru asli. Pakar industri mengatakan peluru asli tidak diperbolehkan ada di lokasi.
Amunisi tambahan, selusin revolver dan senapan juga disita dalam penggeledahan di sebuah truk putih yang digunakan untuk menyimpan alat peraga termasuk senjata api, menurut daftar inventaris yang diajukan Jumat di pengadilan.
Aktor dalam film itu, Douglas Stewart mendukung adanya permintaan kepada industri film untuk tidak menggunakan senjata asli di lokasi syuting. "Ada pistol berisi peluru diserahkan kepada seorang aktor? Sulit dipercaya," ujar Douglas Stewart kepada Associated Press.
"Semua orang di komunitas angting saya merasa terkejut. Tidak percaya bahwa hal ini terjadi, masih tidak percaya," tambahnya.
Film Rust mengambil latar belakang tahun 1880 di negara bagian Kansas, ketika penjahat bernama Harland Rust menyelamatkan cucunya, Lucas yang berusia 13 tahun, yang dijatuhi hukuman gantung akibat pembunuhan yang terjadi setelah melakukan penembakan yang tidak disengaja. Kini sebagai buronan, keduanya harus melarikan diri dari pihak berwenang dan pemburu bayaran.
Hingga kini masih belum diketahui kapan produksi film “Rust” ini akan dilanjutkan. [di/ii]