Pasukan pemberontak Tigray telah berhasil merebut kembali kota Lalibela, Ethiopia, demikian dilaporkan para saksi mata kepada Reuters pada Minggu (12/12).
Perebutan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah pasukan militer Ethiopia dan sekutunya merebut Lalibela sebagai bagian dari serangan yang lebih luas yang memukul mundur pasukan Tigray.
Lalibela adalah kota di kawasan Amhara yang berbatasan dengan kawasan Tigray di utara yang terkenal akan gereja-gereja yang dibangun dari batu-batu. Tempat itu telah dinyatakan sebagai situs Warisan Budaya PBB.
Juru bicara pemerintah Legesse Tulu dan seorang juru bicara militer tidak menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar mengenai laporan perebutan kembali kota oleh pasukan yang setia kepada Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Juru bicara TPLF Getachew Reda juga tidak menanggapi panggilan telepon dari Reuters. Ia mencuit, "pasukan kami dalam keadaan sangat, sangat, sangat baik!" tapi tidak merincikan.
Salah seorang saksi mata yang berbicara kepada Reuters mengatakan bahwa pasukan Amhara, yang bersekutu dengan pemerintah Ethiopia, mulai meninggalkan Lalibela pada Sabtu (11/12) malam.
Konflik yang telah berlangsung selama setahun antara pemerintah federal dan pemimpin Tigray telah menewaskan ribuan warga sipil, memaksa jutaan orang mengungsi, dan membuat lebih dari sembilan juta orang bergantung pada bantuan pangan. [vm/pp]