Hasil studi baru yang dirilis Selasa oleh Pusat pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) menunjukkan suntikan tambahan vaksin COVI-19 memberi perlindungan kuat terhadap sakit parah, rawat inap dan kematian.
Badan kesehatan federal itu mengikuti lebih dari 400 ribu orang dewasa di Los Angeles yang terinfeksi oleh virus corona varian delta atau omicron antara November dan Januari lalu. Para peneliti mendapati bahwa warga yang tidak divaksinasi dan terinfeksi oleh varian delta antara November dan Desember ternyata 83 kali lebih besar kemungkinannya dirawat inap daripada mereka yang divaksinasi dan mendapatkan suntikan booster.
Sementara itu, studi tersebut mendapati bahwa pada Januari, sewaktu omicron melampaui delta sebagai varian utama di Los Angeles, orang-orang yang tidak divaksinasi lebih dari tiga kali lipat kemungkinannya terinfeksi dan 23 kali lebih besar kemungkinannya dirawat inap daripada orang-orang yang telah divaksinasi lengkap dan mendapat suntikan booster.
Di tempat lain, Prancis menjadi negara Eropa terkini yang melonggarkan pembatasan terkait virus corona. Efektif Rabu, kewajiban mengenakan masker di luar ruangan berakhir, dan batas kapasitas hadirin di gedung-gedung konser, tempat pertandingan olahraga dan kegiatan lainnya akan dilonggarkan bertahap, menurut laporan kantor berita AFP, Rabu. Standar mitigasi yang dilonggarkan itu mulai berlaku meskipun Prancis mencatat rekor harian jumlah kasus baru pada bulan lalu.
Tindakan Prancis ini diambil sehari setelah Denmark dan Norwegia resmi mencabut sebagian besar restriksi pandemi mereka. Inggris, Irlandia dan Belanda juga telah membatalkan sebagian besar restriksi dan langkah-langkah pembatasan mereka. [uh/ab]