Tautan-tautan Akses

NATO Sambut Baik Tambahan Pasukan AS untuk Perkuat Sayap Timur Aliansi 


Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia 12 Januari 2022. (REUTERS/Johanna Geron)
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia 12 Januari 2022. (REUTERS/Johanna Geron)

Sekjen NATO Jens Stoltenberg, Kamis (3/2) menyambut baik rencana AS untuk mengerahkan lebih banyak lagi tentara ke Eropa dan mengatakan NATO sedang mempertimbangkan pengiriman kelompok-kelompok tempur tambahan ke bagian tenggara aliansinya, di tengah-tengah ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina.

Stoltenberg mengatakan kepada wartawan bahwa sementara NATO sedang bersiap menghadapi kemungkinan Rusia mungkin melakukan tindakan militer, NATO tetapi siap untuk terlibat dalam “dialog bermakna” dan mencari resolusi diplomatik bagi krisis di sana.

“NATO terus meminta Rusia agar meredakan ketegangan. Agresi Rusia lebih lanjut akan menghadapi konsekuensi berat dan mahal,” ujarnya.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan hari Kamis bahwa pengerahan AS meningkatkan ketegangan di kawasan.

AS dan sekutu-sekutu Barat lainnya telah mempersiapkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia dengan harapan dapat membujuk Presiden Rusia Vladimir Putih untuk menarik lebih dari 100 ribu tentara Rusia di dekat perbatasan. Rusia membantah memiliki rencana untuk menginvasi Ukraina.

Stoltenberg, Kamis (3/2) mengatakan telah ada “pergerakan signifikan pasukan militer Rusia ke Belarus,” negara tetangga di bagian utara Ukraina di mana Rusia akan ambil bagian dalam latihan militer bersama bulan ini. “Ini adalah pengerahan terbesar Rusia sejak Perang Dingin,” kata Stoltenberg.

Rusia telah menuntut NATO agar menarik pasukan dan senjata yang dikerahkan di negara-negara anggota di Eropa Timur, dan untuk menjelaskan bahwa Ukraina tidak dapat bergabung dengan aliansi militer 30 negara itu.

NATO dan Ukraina telah menolak tuntutan tersebut, dengan menyatakan negara-negara itu bebas untuk memilih sekutu mereka.

Tetapi Stoltenberg, Kamis (3/2) mengatakan bahwa NATO siap untuk berbicara dengan Rusia mengenai hubungan antara kedua pihak, dan mengenai pengurangan risiko, peningkatan transparansi dan pengendalian senjata.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kamis (3/2) bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, lawatan terbaru dari serangkaian kunjungan ke Kyiv oleh para pemimpin dunia dan diplomat untuk menunjukkan dukungan bagi Ukraina dan dalam upaya untuk memajukan resolusi damai bagi krisis ini.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Turki Tayyip Erdogan berjabat tangan dalam konferensi pers bersama seusai pertemuan mereka di Istana Mariyinsky di Kyiv, Ukraina 3 Februari 2020. (REUTERS/Gleb Garanich)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Turki Tayyip Erdogan berjabat tangan dalam konferensi pers bersama seusai pertemuan mereka di Istana Mariyinsky di Kyiv, Ukraina 3 Februari 2020. (REUTERS/Gleb Garanich)

Erdogan telah menyatakan bahwa Turki, anggota NATO yang juga memiliki hubungan baik dengan Rusia, dapat bertindak sebagai mediator.

Pembicaraan hari Rabu antara Putin dan PM Inggris Boris Johnson tidak menghasilkan terobosan apapun. Presiden Prancis Emmanuel Macron diperkirakan melakukan percakapan telepon dengan Putin pada hari Kamis.

Macron dan Presiden AS Joe Biden membahas situasi Rusia-Ukraina dalam percakapan telepon hari Rabu. Gedung Putih menyatakan kedua pemimpin meninjau kembali upaya-upaya diplomatik dan “persiapan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang cepat dan berat terhadap Rusia apabila negara itu terus menginvasi Ukraina.”

Norwegian Rights Council (NRC) juga memperingatkan Kamis mengenai efek terhadap mereka yang tinggal di Ukraina Timur jika krisis meruncing.

Setelah kekerasan bertahun-tahun di kawasan Donetsk dan Luhansk, di mana pasukan Ukraina bertempur melawan separatis dukungan Rusia, organisasi bantuan itu menyatakan kebutuhan kemanusiaan telah sangat tinggi dengan hampir 3 juta orang bergantung pada bantuan.

Meningkatnya pertempuran “dapat menghancurkan infrastruktur sipil yang telah rusak, semakin membatasi pergerakan orang-orang, memblokir akses ke komunitas yang memerlukan, dan mengacaukan layanan publik yang esensial seperti air, listrik, transportasi dan perbankan,” kata NRC dalam sebuah pernyataan.

AS Rabu menyatakan mengirimkan 2.000 tentara lagi ke Eropa, sebagian besar ke Polandia, dan memindahkan 1.000 tentara dari Jerman ke Romania untuk memperkuat negara-negara di sayap timur Jerman.

Pasukan tambahan AS, bagian dari Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Darat AS, tidak akan “berperang di Ukraina” kalau ada invasi Rusia ke Ukraina, kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan. Alih-alih, lanjutnya, kehadiran mereka dimaksudkan sebagai “sinyal yang tidak salah lagi bahwa kami mendukung NATO.”

Kirby mengatakan pengerahan baru itu tidak permanen, tetapi AS dapat mengirim lebih banyak lagi tentara. Kirby mengatakan pengerahan itu terpisah dari 8.500 tentara AS yang telah ditempatkan dengan kesiagaan tinggi pekan lalu untuk kemungkinan dikirim ke Eropa.

Juru bicara Departemen Pertahanan itu mengatakan AS masih belum percaya Putin telah “membuat keputusan untuk menginvasi Ukraina.”

Tetapi Kirby mengatakan pemimpin Rusia itu “tidak menunjukkan tanda-tanda bersedia meredakan ketegangan” dan terus menambah tentara di Belarus yang bersekutu dengan Rusia hingga ke bagian utara Ukraina dan di perbatasan Rusia dengan Ukraina Timur. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG