Tautan-tautan Akses

Temu Ilmiah IPCC Dimulai, Fokus pada Dampak, Adaptasi, Kerentanan Terhadap Perubahan Iklim


Air mengalir di atas gletser Laohugou No. 12 di pegunungan Qilian, Daerah Otonomi Subei Mongol di provinsi Gansu, China, 27 September 2020. Gambar diambil dengan drone. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Air mengalir di atas gletser Laohugou No. 12 di pegunungan Qilian, Daerah Otonomi Subei Mongol di provinsi Gansu, China, 27 September 2020. Gambar diambil dengan drone. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)

Panel antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, atau IPCC dimulai dan berlangsung dua minggu, untuk mempertimbangkan laporan yang menilai dampak perubahan iklim dunia dan bagaimana manusia bisa beradaptasi.

Ratusan ilmuwan yang bertemu secara virtual itu membahas bukti terkini tentang bagaimana perubahan masa lalu dan masa depan pada sistem iklim bumi memengaruhi planet kita ini.

Laporan yang kini dikaji itu adalah yang kedua dari tiga laporan meliputi, Laporan Penilaian Keenam IPCC yang akan dirilis akhir tahun ini.

Badan ilmiah itu pada Agustus menyetujui laporan pertama Kelompok Kerja I, yang menangani dasar ilmu fisika dari perubahan iklim.

Bagian kedua yang kini sedang dikaji, menyoroti peran keadilan sosial dan beragam bentuk pengetahuan seperti pengetahuan asli dan lokal, yang mungkin berperan untuk memperkuat tindakan atas perubahan iklim dan mengurangi risiko-resikonya.

Ketua IPCC, Hoesung Lee mengatakan, laporan tersebut berfokus pada solusi dan bidang produktif untuk dilaksanakan.“Laporan itu akan lebih terpadu pada ilmu alam, sosial dan ekonomi. Juga akan memberikan data dan pengetahuan yang baik bagi para pembuat kebijakan dalam membantu mereka menyusun kebijakan dan membuat keputusan. Kebutuhan atas laporan Kelompok Kerja II tidak pernah sebesar ini karena tanggung jawabnya belum pernah setinggi ini,” jelasnya.

Warga berusaha membantu seekor sapi yang terkena dampak kemarau di distrik Adadle, Biyolow Kebele, wilayah Somalia di Ethiopia, dalam foto selebaran tak bertanggal ini. (Michael Tewelde/Program Pangan Dunia/Handout via REUTERS)
Warga berusaha membantu seekor sapi yang terkena dampak kemarau di distrik Adadle, Biyolow Kebele, wilayah Somalia di Ethiopia, dalam foto selebaran tak bertanggal ini. (Michael Tewelde/Program Pangan Dunia/Handout via REUTERS)

IPCC yang didukung OBB itu dibentuk tahun 1988 untuk memberikan penilaian ilmiah berkala kepada para pemimpin politik mengenai perubahan iklim. Panel itu sebelumnya mengeluarkan lima laporan penilaian yang menyoroti perubahan iklim sebagai masalah yang semakin penting di dunia.

Perjanjian Paris tentang perubahan iklim menyerukan untuk membatasi pemanasan dunia yang disebabkan oleh manusia, hingga jauh di bawah 2 derajat Celcius, lebih baik lagi 1,5 derajat Celcius, di atas tingkat pra-industri.

Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, Petteri Taalas, mengatakan, bencana terkait cuaca meningkat secara dramatis selama 20 tahun terakhir. Taalas sering memakai persamaan olahraga untuk menjelaskan keseriusan perubahan iklim terhadap manusia.

“Kita sedang mengadakan Olimpiade Musim Dingin di China. Kita memiliki atlet berprestasi. Jika kita memberi mereka doping, maka mereka tampil lebih kuat. Jadi, itulah yang kita lakukan pada atmosfer. Kita telah memberikan doping pada atmosfer.”

Bantuan Pokja III yang menangani mitigasi perubahan iklim, akan selesai April. Sintesis penutup dari Laporan Penilaian Keenam IPCC akan disusun bulan September. [ps/lt]

XS
SM
MD
LG