Tautan-tautan Akses

Aktivis Ragukan Montenegro dapat Jalankan Sanksi terhadap Rusia


Peserta aksi demo yang menentang aksi agresi militer Rusia terhadap Ukraina berkumpul di Podgorica, Montenegro, pada 27 Februari 2022. (Foto: Reuters/Stevo Vasiljevic)
Peserta aksi demo yang menentang aksi agresi militer Rusia terhadap Ukraina berkumpul di Podgorica, Montenegro, pada 27 Februari 2022. (Foto: Reuters/Stevo Vasiljevic)

Montenegro, mantan sekutu Rusia yang kini berbalik membelot pada pihak Barat dan bergabung dengan aliansi NATO pada 2017, mengikuti langkah yang diambil pihak Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow, pada Selasa (1/3), karena perang di Ukraina.

Tetapi negara itu harus bergulat dengan tradisi di mana mereka dijadikan tempat pencucian uang oleh oligarki Rusia, demikian disampaikan oleh Dejan Milovac, direktur sebuah LSM antikorupsi di Montenegro.

Sejumlah oligarki berusaha menyembunyikan uang mereka melalui sejumlah investasi properti di Montenegro ketika negara bekas republik sosialis Yugoslavia itu menjalani transisi privatisasi pada tahun 1990-an dan 2000-an, kata Milovac.

Mereka juga diketahui menyimpan kapal pesiar milik mereka di pantai Adriatik di Montengro.

Milovac, yang bersama organisasi MANS yang dipimpinnya memerangi korupsi dan kejahatan terorganisir yang mempengaruhi Montenegro, mengatakan negara itu "tidak cukup siap" untuk menerapkan sanksi-sanksi baru Uni Eropa, terutama terhadap individu-individu kaya.

Kementerian Luar Negeri Montenegro, pada Selasa (1/3), mengatakan bahwa bergabung dengan sanksi itu, Montenegro terus mengambil kebijakan yang sejalan dengan kebijakan Uni Eropa.

Montenegro dipandang sebagai negara Balkan Barat berikutnya untuk bergabung dengan Uni Eropa. Negara itu terbagi di antara pendukung kebijakan pro-Barat dan kubu pro-Serbia serta kelompok yang mendukung Rusia. [mg/jm]

XS
SM
MD
LG