Korea Utara berupaya, tetapi tampaknya gagal meluncurkan sebuah proyektil tak dikenal pada Rabu (16/3) pagi, kata militer Korea Selatan. Berbagai laporan menambahkan bahwa senjata itu meledak di angkasa dan menimbulkan hujan puing di dekat Pyongyang.
Proyektil Korea Utara itu tampaknya telah gagal “tidak lama setelah peluncuran,” yang terjadi di daerah Sunan di dekat Pyongyang, kata militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan senjata itu “tampaknya meledak di udara tidak lama setelah diluncurkan.”
NK News, media berbasis di Seoul dengan sumber-sumber di Korea Utara, mengatakan, puing-puing proyektil itu jatuh di Ibu Kota Korea Utara atau di dekatnya, dengan mengutip foto serta para saksi mata dari peluncuran yang gagal tersebut.
“Sebuah foto yang dilihat NK News menunjukkan bola asap berwarna merah pada ujung jalur peluncuran roket yang berliku-liku di angkasa,” kata NK News.
Tidak jelas jenis senjata apa yang ingin diuji coba Korea Utara itu. Sebelumnya, media Jepang melaporkan Korea Utara menembakkan apa yang tampak sebagai misil balistik, tetapi tidak memberi rincian lebih lanjut.
Militer AS mengecam peluncuran itu dan meminta Korea Utara agar “menahan diri dari tindakan mendestabilisasi.” Pernyataan AS itu tidak menyebut mengenai kemungkinan kegagalan peluncuran misil.
Korea Utara belum berkomentar. Biasanya negara itu memberikan rincian mengenai uji coba senjatanya dalam laporan media pemerintah keesokan paginya, tetapi sangat sering tidak mengakui kegagalan peluncuran.
Dua peluncuran misil terdahulu Korea Utara dilakukan di bandara Sunan, bandara internasional utama negara itu. Beberapa jalur penerbangan mungkin telah membuat misil itu mengarah ke daerah-daerah berpenduduk, kata para pakar.
Ini bukan pertama kalinya misil Korea Utara yang tidak berfungsi menghantam salah satu daerah berpenduduk di negara tersebut. Pada tahun 2018, misil jarak menengah Hwasong-12 meledak tidak lama setelah diluncurkan dan tampaknya jatuh di kota Tokchon, menurut para analis yang melihat citra satelit ketika itu.
Para pejabat AS dan Korea Selatan telah memperingatkan Korea Utara dalam waktu dekat dapat melakukan uji penuh misil balistik antarbenua (ICBM) yang baru, kemungkinan dengan kedok peluncuran satelit. Para pejabat AS menyatakan dua peluncuran terdahulu Korea Utara merupakan uji parsial ICBM.
Menanggapi tes tersebut, militer AS, Selasa (15/3), menyatakan mengintensifkan latihan pertahanan udara di Korea Selatan dan melakukan latihan kapal induk di Laut Kuning di dekatnya sebagai bagian dari “unjuk tekad.“
Situasi ini menimbulkan risiko kembalinya ketegangan yang tidak terlihat sejak 2017, ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan mantan Presiden AS Donald Trump saling melontarkan ancaman perang nuklir sebelum terlibat dalam serangkaian pembicaraan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Untuk sekarang ini, retorika kedua pihak jauh lebih terkendali. [uh/ab]