Tautan-tautan Akses

Sri Lanka Tempatkan Tentara di SPBU, Upayakan Restrukturisasi Utang


Antrian panjang terlihat di salah satu pom bensin di Colombo Sri Lanka, pada 21 Maret 2022. Para warga berebut untuk membeli minyak tanah untuk keperluan memasak setelah negara tersebut mengalami kelangkaan pasokan gas. (Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte)
Antrian panjang terlihat di salah satu pom bensin di Colombo Sri Lanka, pada 21 Maret 2022. Para warga berebut untuk membeli minyak tanah untuk keperluan memasak setelah negara tersebut mengalami kelangkaan pasokan gas. (Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte)

Sri Lanka, pada Selasa (22/3), menempatkan tentara di ratusan pom bensin (SPBU) milik negara untuk membantu mendistribusikan bahan bakar setelah kenaikan mendadak harga komoditas pokok dan kekurangan yang ditimbulkan memaksa puluhan ribu orang mengantre selama berjam-jam.

Negara itu sedang kewalahan menghadapi krisis valuta asing yang memaksa devaluasi mata uang dan kesulitan membayar impor penting seperti pangan, obat-obatan dan bahan bakar, mendorongnya untuk meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Keputusan untuk mengerahkan tentara di dekat pompa bensin dan titik pasokan minyak tanah terjadi setelah tiga orang lanjut usia meninggal ketika menunggu dalam antrean yang panjang, kata para pejabat.

Juru bicara pemerintah Ramesh Pathirana mengatakan penempatan tentara adalah tanggapan atas keluhan penimbunan dan distribusi yang tidak efisien. "Militer dikerahkan untuk membantu masyarakat, bukan untuk membatasi hak asasi mereka," tambahnya.

Para tentara Sri Lanka tampak berjaga di pom bensin milik Ceylon Petroleum di Colombo, Sri Lanka, pada 22 Maret 2022. Mereka dihadirkan untuk membantu pendistribusian minyak di tengah krisis bahan bakar yang terjadi di negara itu. (Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte)
Para tentara Sri Lanka tampak berjaga di pom bensin milik Ceylon Petroleum di Colombo, Sri Lanka, pada 22 Maret 2022. Mereka dihadirkan untuk membantu pendistribusian minyak di tengah krisis bahan bakar yang terjadi di negara itu. (Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte)

Juru bicara pihak militer Nilantha Premaratne mengatakan kepada kantor berita Reuters, setidaknya dua personel tentara akan ditempatkan di tiap SPBU untuk membantu mengatur distribusi bahan bakar, tetapi tentara tidak akan terlibat dalam pengendalian massa.

Ketegangan atas kelangkaan pasokan telah menyulut kekerasan sporadis di antara mereka yang berebut membeli bahan bakar dan barang-barang penting lainnya.

Pengeluaran cepat dolar telah membuat Sri Lanka kewalahan membayar impor penting karena cadangan mata uang turun sebesar 70 persen dalam dua tahun ini menjadi $2,31 miliar. Tetapi Sri Lanka harus membayar utang sekitar $4 miliar pada tahun ini, termasuk obligasi negara internasional senilai $1 miliar yang jatuh tempo pada Juli mendatang.

Menjelang pembicaraan IMF di Washington yang akan berlangsung pada April, pemerintah mengatakan akan menyewa firma hukum global untuk memberi bantuan teknis pada restrukturisasi utang guna mengatasi krisis. [ka/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG