Tautan-tautan Akses

Seorang Tuna Rungu Ajar Anak-anak Musik di Palestina


Halimeh Sarabtah, yang lahir tuli, menggunakan terapi musik sebagai pengobatan psikologis untuk anak-anak cacat di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, 5 April 2022. Gambar diambil 5 April 2022. REUTERS/Mohamad Torokman
Halimeh Sarabtah, yang lahir tuli, menggunakan terapi musik sebagai pengobatan psikologis untuk anak-anak cacat di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, 5 April 2022. Gambar diambil 5 April 2022. REUTERS/Mohamad Torokman

Seorang perempuan tuna rungu Palestina mengajar musik di Tepi Barat bagi anak-anak dengan gangguan pendengaran. 

Halimeh Sarabtah tidak bisa mendengar karena ia terlahir sebagai tuna rungu. Namun, wajahnya sering terlihat berbinar sewaktu ia mengajarkan musik pada anak-anak yang menyandang disabilitas serupa seperti dirinya.

Perempuan Palestina berusia 38 tahun itu mengatakan bahwa ia mulai mengajarkan musik hampir sepuluh tahun yang lalu. Awalnya ia merasa skeptis tapi kemudian tertantang karena ia tahu persis bahwa musik memiliki manfaat besar bagi orang-orang dengan gangguan pendengaran.

Lewat seorang penerjemah, Sarabtah menceritakan pengalamannya. “Saya memutuskan untuk belajar musik untuk mendapatkan informasi dan memperluas pengalaman saya. Saya mengambil kursus, dan pada awalnya, saya merasa sangat kesulitan. Bagaimana bisa mengajarkan musik kepada orang-orang dengan gangguan pendengaran? Namun, kemudian saya mendapatkan informasi menarik bahwa musik dapat membantu anak-anak mengekspresikan diri.”

Halimeh Sarabtah, yang lahir tuli, menggunakan terapi musik sebagai pengobatan psikologis untuk anak-anak cacat di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, 5 April 2022. (REUTERS/Mohamad Torokman)
Halimeh Sarabtah, yang lahir tuli, menggunakan terapi musik sebagai pengobatan psikologis untuk anak-anak cacat di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, 5 April 2022. (REUTERS/Mohamad Torokman)

Telah banyak orang dengan gangguan pendengaran yang merasakan manfaat musik bagi kehidupan mereka di berbagai penjuru dunia.Tetapi di wilayah Palestina, seperti Tepi Barat, belum banyak yang memetik manfaatnya.

Studi-studi menunjukkan bahwa, selain perkembangan bahasa, musik membantu mereka yang memiliki gangguan pendengaran meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Seorang Tuna Rungu Ajar Anak-anak Musik di Palestina
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:50 0:00

Sarabtah sendiri merasakan langsung manfaat itu setelah menyimak perkembangan anak-anak didiknya di sebuah kelas yang dikelola organisasi Bulan Sabit Merah. Mereka, menurutnya, kini terlihat lebih aktif dalam berkomunikasi.

Ia mengaku menggunakan berbagai cara untuk membuat anak-anak dengan gangguan pendengaran mengerti musik.“Pertama-tama, kami menggunakan kertas. Kami juga menggunaan alat musik elastis, drum, gerakan dan bahasa tubuh. Terkadang kami menggunakan musik dan lagu bersama dengan bahasa isyarat. Terkadang kami juga memanfaatkan seni-seni lain," jelasnya.

Halimeh Sarabtah, mengajar musik di Ramallah, Tepi Barat, 5 April 2022. (REUTERS/Mohamad Torokman)
Halimeh Sarabtah, mengajar musik di Ramallah, Tepi Barat, 5 April 2022. (REUTERS/Mohamad Torokman)

Ibu dua anak, yang juga menikah dengan pria tunarungu, tersebut saat ini bekerja untuk organisasi Musisi Tanpa Batas. Mimpinya adalah mendirikan pusat kegiatan masyarakat yang mengajarkan musik kepada anak-anak penyandang disabilitas Palestina.

“Saya ingin mendirikan pusat terapi musik. Dengan terapi musik dan pendidikan khusus, kami mencoba mengubah kelemahan menjadi kekuatan bagi para penyandang disabilitas di sini, di masyarakat Palestina kami.” [ab/lt]

XS
SM
MD
LG