Kepala Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan orang-orang “mati kelaparan” di kota Mariupol yang terkepung di Ukraina, dan dia memperkirakan krisis kemanusiaan di negara itu kemungkinan akan memburuk sementara Rusia menggencarkan serangannya dalam beberapa minggu mendatang.
Direktur eksekutif WFP David Beasley juga memperingatkan dalam sebuah wawancara Kamis (15/4)dengan kantor berita Associated Press di Kyiv bahwa invasi Rusia ke Ukraina, pengekspor gandum, berisiko membuat negara-negara yang jauh dari negara itu tidak stabil.
Perang yang dimulai 24 Februari “menghancurkan orang-orang di Ukraina,” katanya. Dia menyesalkan tiadanya akses yang dihadapi oleh WFP dan organisasi-organisasi bantuan lainnya dalam upaya menjangkau mereka yang membutuhkan di tengah konflik.
“Apa yang terjadi sekarang menghancurkan orang-orang di Ukraina, dan jelas kami percaya kami bisa membantu orang-orang di Ukraina jika kami diberi akses yang kami butuhkan. Tapi saya tidak melihatnya. Saya sama sekali tidak melihat itu terjadi sekarang. Faktanya, keadaan ini semakin buruk,” kata David Beasley.
Sifat konflik yang berubah-ubah, yang menyebabkan pertempuran bergeser dari daerah sekitar ibu kota ke Ukraina timur, sangat menyulitkan untuk menjangkau orang-orang Ukraina yang kelaparan.
WFP berusaha untuk menempatkan persediaan makanan sekarang di daerah-daerah yang dapat terjebak dalam pertempuran, tetapi Beasley mengakui bahwa ada “banyak kerumitan” karena situasinya berkembang dengat cepat.
Beasley menyatakan keprihatinan khusus tentang kota pelabuhan Mariupol, di mana pembela Ukraina yang semakin kecil jumlahnya bertahan melawan pengepungan Rusia. Pengepungan itu telah menjebak lebih dari 100.000 warga sipil yang sangat membutuhkan makanan, air dan pemanas.
Pasukan Rusia yang mengontrol akses ke kota itu tidak mengizinkan bantuan, meskipun WFP telah meminta akses. “Kami tidak akan menyerah, tapi ini adalah situasi yang menghancurkan: orang-orang mati kelaparan,” katanya.
Rusia bertekad untuk merebut kota itu sehingga pasukannya dari Semenanjung Krimea yang dianeksasi dapat sepenuhnya terhubung dengan pasukan di tempat-tempat lain di wilayah Donbas timur, jantung industri Ukraina, dan target serangan yang akan datang.
Kepala badan pangan PBB itu memperingatkan akan terjadinya dampak bencana secara global karena peran Ukraina sebagai pemasok utama gandum di dunia.
Rusia dan Ukraina bersama-sama memproduksi 30 persen dari pasokan gandum dunia dan mengekspor sekitar tiga perempat minyak biji bunga matahari dunia. Setengah dari gandum yang dibeli WFP untuk didistribusikan ke seluruh dunia berasal dari Ukraina. [lt/ab]