Pejabat-pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) sedang berkumpul untuk memberikan penjelasan singkat kepada anggota-anggota Kongres terpilih tentang ancaman di masa depan terhadap pemilu Amerika, ketika Elise Stefanik, anggota DPR dari faksi Republik untuk negara bagian New York, mencoba mengalihkan diskusi ke topik baru yaitu laptop Hunter Biden.
Dalam pengarahan yang berlangsung pada 1 April lalu, Stefanik, yang bertugas di Komite Intelijen DPR, bertanya kepada para pejabat intelijen soal apakah mereka memiliki bukti keterlibatan Rusia dalam pelepasan laptop Hunter Binden kepada media pada musim gugur 2020 lalu, kemungkinan yang sempat dilontarkan oleh mantan pejabat tinggi pemerintah pada minggu-minggu sebelum pemilu presiden 2020.
Pejabat intelijen lalu berkata kepada Stefanik, pertanyaan itu sebaiknya dijawab oleh para penegak hukum.
Pertanyaan Stefanik, yang dibagikan kepada Associated Press oleh seseorang yang berbicara dengan syarat anonim, mencerminkan sentimen luas di Partai Republik bahwa pertanyaan tentang transaksi keuangan putra Presiden Joe Biden yang tetap tidak terjawab. Mereka mengatakan berniat melakukan sesuatu tentang hal itu.
Partai Republik Bersiap Menangkan Pemilu Sela
Ketika Partai Republik bersiap untuk kemungkinan kembali berkuasa di tengah meningkatnya harapan untuk memenangkan DPR dan Senat dalam pemilu paruh waktu pada November mendatang, mereka meletakkan dasar untuk menjadikan Hunter Biden dan urusan bisnisnya sebagai target utama upaya penyelidikan dan pengawasan mereka.
Anggota-anggota Kongres dan staf Partai Republik telah membahas bagaimana menganalisa pesan spesifik dan transaksi keuangan yang ditemukan di laptop itu, dan juga cara mengeluarkan panggilan Kongres kepada entitas asing yang terlibat membayar Hunter Biden, demikian menurut beberapa orang yang mengetahui masalah ini tetapi tidak berwenang berbicara di depan umum dan berbicara dengan tidak menyebut nama mereka.
Associated Press melaporkan pembicaraan itu masih berada dalam tahap awal, namun sudah termasuk diskusi untuk melibatkan pengacara-pengacara Partai Republik dan mantan pejabat Departemen Kehakiman untuk membantu memimpin penyelidikan.
Persoalkan Hunter, Tapi Tutup Mata Soal Bisnis Trump?
Gedung Putih pada gilirannya bersiap untuk membela Presiden Joe Biden, yang merupakan anggota Partai Demokrat, dari tuduhan melakukan kesalahan dan membuktikan bahwa upaya Partai Republik itu lebih karena didorong oleh sikap oportunis.
Partai Demokrat kemungkinan akan menunjukkan bagaimana Partai Republik tidak mengupayakan penyelidikan terhadap kegiatan bisnis Presiden Donald Trump di Rusia dan China, atau soal perjanjian-perjanjian bisnis yang dibuat anak-anak dan menantu Trump ketika mereka memegang posisi kunci di tim kampanye atau di Gedung Putih.
Hal ini semua meningkatkan kemungkinan pertikaian yang semakin rumit secara politis antara Kongres yang dikendalikan oleh Partai Republik dan Gedung Putih, yang dapat menyelidiki secara mendalam urusan keluarga presiden dan membentuk kontur pertarungan menjelang tahun 2024.
Soal pajak dan kegiatan bisnis Hunter Biden di luar negeri sudah dalam penyelidikan federal, di mana sebuah grand jury di Delaware dalam beberapa bulan terakhir ini sedang mendengar sejumlah kesaksian.
Meskipun tidak pernah memegang posisi kunci dalam kampanye kepresidenan atau di Gedung Putih, keanggotaan Hunter Biden di dewan perusahaan energi di Ukraina dan upayanya mencapai perjanjian bisnis di China telah sejak lama menimbulkan pertanyaan tentang apakah ia melakukan upaya itu berkat nama ayahnya, termasuk melaporkan referensi dalam emailnya kepada sosok yang disebutnya sebagai “big guy” itu.
Joe Biden mengatakan ia tidak pernah berbicara dengan putranya tentang bisnis yang dilakukannya di luar negeri. Dan tidak ada indikasi bahwa penyelidikan federal akan melibatkan presiden dengan cara apapun.
Gedung Putih menolak berkomentar, sementara tim pengacara Hunter Biden tidak menanggapi permohonan wawancara lewat email. [em/lt]