Dalam forum akbar yang baru dilangsungkan pertama kali dalam 45 tahun ini, Amerika menggarisbawahi urgensi kerjasama AS-ASEAN dalam memastikan keamanan, kemakmuran dan penghormatan pada hak asasi manusia.
KTT AS-ASEAN diawali dengan pertemuan dan santap siang para pemimpin negara Asia Tenggara dengan Ketua DPR Nancy Pelosi dan sejumlah anggota Kongres di Capitol Hill, dan dilanjutkan dengan pertemuan bersama para pebisnis Amerika di lokasi terpisah.
Dalam forum pertemuan para kepala negara ASEAN dengan pebisnis Amerika yang diselenggarakan oleh US-ASEAN Business Council itu, Menteri Perdagangan Amerika Gina Raimondo menjabarkan beberapa inisiatif yang telah dijalin dengan negara-negara di Asia Tenggara dan misi khusus yang dijalankan secara bilateral dan multilateral.
Kerjasama dimaksud antara lain: menjadikan Thailand sebagai pusat perdagangan di kawasan, termasuk kerjasama ke lima pasar utama; US-Singapore Partnership for Growth and Innovation (PGI) untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, terutama manufaktur, ketahanan rantai pasokan, energi bersih, ekonomi digital dan perawatan kesehatan. Juga pembentukan Global Cross-Border Privacy Rules Forum bersama Filipina dan Singapura untuk mendorong perusahaan-perusahaan menghormati standar data pribadi; dan peluncuran US-ASEAN Institute for Rising Leaders para para pemimpin muda di sektor layanan publik.
Misi Khusus
Lebih jauh Gina Raimondo menyebutkan beberapa misi khusus yang akan terbang ke negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat hubungan, antara lain misi perdagangan energi bersih yang akan terbang ke Asia Tenggara bulan Juni, misi layanan kesehatan pada bulan September dan misi pendahuluan perdagangan manufaktur pada bulan Oktober.
“Dengan sangat gembira saya juga mengumumkan bahwa Departemen Perdagangan akan menyambut para investor dan pebisnis Asia Tenggara dalam USA Investment Summit di negara bagian Maryland pada bulan Juni nanti. Saya berharap semua yang ada di sini dapat hadir,” ujarnya.
Komitmen Indonesia pada Energi Terbarukan
Presiden Joko Widodo, yang sebelum dimulainya forum ini tampak berbicara lama dengan Utusan Khusus Presiden AS Untuk Perubahan Iklim John Kerry, secara khusus menggarisbawahi kembali komitmen Indonesia untuk beralih ke energi terbarukan.
“Kami memastikan bahwa produksi barang-barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan, dan kami mengundang para pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia,” katanya.
Jokowi menyebut kekayaan alam Indonesia yang berlimpah untuk penyediaan bahan baku industri dan energi hijau. Menurut data tahunan International Stainless Steel Forum ISSF, Indonesia saat ini merupakan penghasil besi baja stainless terbesar kedua di dunia dengan 4,2 juta metrik ton, jauh melampaui India dan Jepang.
“Transformasi (peralihan ke energi hijau.red) akan diikuti dengan barang-barang tambang seperti tembaga dan bauksit untuk alumunium yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterei lithium dan mobil listrik. Selain itu Indonesia juga sangat kaya dengan potensi energi hijau, seperti pembangkit listrik tenaga hidro yang sangat potensial. Ada 4.400 sungai di Indonesia. Juga pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga geothermal yang sangat melimpah, ada 29.000 megawatt,” tambah Jokowi.
Sebagai Koordinator Kemitraan AS-ASEAN untuk periode 2021-2024, Presiden Joko Widodo dengan bangga juga menyampaikan pencapaian negara-negara anggota ASEAN yang kini memiliki PDB 3,3 triliun dolar. Namun ia segera menambahkan bahwa “ASEAN harus bekerja keras untuk lebih bisa menikmati rantai nilai global agar mampu menaiki tangga kemajuan.”
Hubungan Antar-Individu
ASEAN merupakan pasar keempat terbesar di dunia dan Amerika merupakan sumber investasi asing langsung terbesar di ASEAN dengan nilai perdagangan dua arah pada tahun 2020 mencapai lebih dari 350 miliar dolar.
Hubungan Amerika-ASEAN mengalir jauh hingga ke hubungan antar-individu, di mana terdapat 7.000 program di 83 badan atau organisasi Amerika di negara-negara ASEAN, belum termasuk 155.000 alumni Young Southeast Asia Leaders Initiative, dan hampir enam juta visa untuk datang ke Amerika sejak tahun 2010, termasuk visa pelajar.
Sejak tahun 2002 Amerika juga telah menyediakan lebih dari 12,1 miliar dolar bantuan pembangunan, ekonomi, kesehatan dan keamanan, dan dalam periode yang sama telah diberikan pula bantuan kemanusiaan bernilai 1,4 miliar dolar untuk mengatasi dampak bencana alam dan sebagainya.
AS Umumkan Inisiatif Bernilai $150 Juta
Dalam KTT AS-ASEAN bulan Oktober 2021 lalu yang dilangsungkan secara virtual, Presiden Biden mengumumkan investasi Amerika hingga 102 juta dolar di negara-negara ASEAN untuk memperluas kerjasama dalam bidang kesehatan, iklim, inovasi dan sains, fasilitasi perdagangan, pendidikan dan banyak lainnya. Namun memasuki era baru kemitraan Amerika-ASEAN, maka pemerintah Biden hari Kamis (12/5) mengumumkan inisiatif bernilai 150 juta dolar, yang diharapkan akan memobilisasi pembiayaan oleh pihak swasta guna memperdalam hubungan Amerika-ASEAN, memperkuat sentralitas ASEAN dan memperluas kapasitas bersama untuk mencapai tujuan bersama, demikian petikan pernyataan Gedung Putih yang dirilis beberapa saat setelah pertemuan Presiden Joe Biden dengan sembilan kepala negara serta sekretaris jendral ASEAN di Gedung Putih Kamis sore. [em/pp]