Pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese memenangkan pemilihan umum pada Sabtu (21/5), sehingga mengakhiri kekuasaan Partai Konservatif selama hampir satu dekade.
Pemerintahan Anthony Albanese yang berhaluan tengah-kiri menghadapi berbagai tantangan kebijakan luar negeri, termasuk hubungan yang semakin buruk dengan China.
Perdana Menteri baru itu mengatakan, hubungan bilateral Australia dengan Beijing “sulit.” Hubungan itu merenggang selama beberapa tahun terakhir akibat berbagai pertikaian geopolitik.
Beijing baru-baru ini menandatangani sebuah pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon, yang merupakan sekutu tradisional Australia di kawasan Pasifik. Hal itu meningkatkan kekhawatiran terhadap perluasan pengaruh China yang semakin besar di kawasan tersebut.
Partai Buruh telah menuduh pemerintah konservatif, yang sebelumnya memerintah Australia, mengabaikan negara-negara tetangga Australia di wilayah Pasifik.
Analis memperkirakan, pemerintahan baru pimpinan PM Albanese akan fokus pada usaha diplomatik di Asia Tenggara serta menggiatkan koalisi untuk melawan kegiatan China di sana.
Albanese akan menghadiri KTT Quad pada Selasa (24/5) di Tokyo bersama Presiden AS Joe Biden dan pemimpin-pemimpin dari India dan Jepang.
Wakil Ketua Partai Buruh Richard Marles mengatakan kepada Australian Broadcasting Coporation bahwa sifat kepemimpinan Beijing yang sulit diduga itu menciptakan kesulitan.
“China tetap menjadi tantangan besar dan kami akan berusaha melibatkan diri di level dunia secara professional dan penuh pertimbangan. Kami tentu sangat yakin dengan keampuhan diplomasi. Tetapi China di bawah Presiden Xi Jinping telah berusaha membentuk dunia sekitar yang belum pernah kami lihat sebelumnya dan hal itu menimbulkan tantangan tersendiri bagi negara kami, dan kami perlu memastikan bahwa kami dapat mengatasinya, caranya dengan memastikan bahwa kami memiliki hubungan yang tepat di kawasan, memberi perhatian pada kawasan Pasifik sebagaimana mestinya, yang gagal dilakukan pemerintahan koalisi sebelumnya.”
Belum jelas apakah PM Albanese akan mampu membentuk pemerintahan mayoritas atau harus berkoalisi dengan partai-partai lain, seperti Partai Independen dan Partai Hijau. Keduanya memperoleh kenaikan dukungan pada pemilu Sabtu lalu, yang menandai peralihan besar politik Australia dari dominasi dua partai utama.
Pemerintahan konservatif menderita kekalahan besar, dan mantan PM Scott Morrison telah undur diri dari jabatan pemimpin Partai Liberal.
Analis berpendapat kemacetan dalam penanganan perubahan iklim di Australia bisa berakhir dengan berkuasanya pemerintahan PM Albanese.
Komposisi akhir dari parlemen Australia yang baru masih harus ditunggu selama beberapa hari mendatang, bahkan mungkin hingga beberapa minggu. [jm/rd]