Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Senin (20/6) menolak seruan baginya untuk secara terbuka menuntut Amerika membatalkan tuntutan terhadap pendiri WikiLeaks dan warga negara Australia, Julian Assange.
Pemerintah Australia berada di bawah tekanan yang meningkat untuk campur tangan sejak pemerintah Inggris pekan lalu memerintahkan ekstradisi Assange ke Amerika atas tuduhan mata-mata. Pendukung dan pengacara Assange mengatakan tindakan Assange dilindungi oleh Konstitusi Amerika.
Albanese, yang mulai berkuasa bulan lalu, menolak mengatakan apakah dia telah berbicara dengan Presiden Joe Biden tentang kasus tersebut.
"Ada beberapa orang yang berpikir bahwa jika kita menulis dengan huruf besar di Twitter dan memberi tanda seru, itu akan membuatnya lebih penting. Tidak," kata Albanese kepada wartawan. "Saya hendak memimpin pemerintahan yang terlibat secara diplomatis dan secara pantas dengan mitra kami," tambah Albanese.
Bob Carr, yang menjadi menteri luar negeri ketika Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah terakhir berkuasa pada 2012 dan 2013, mengatakan kepada media Australia, ABC, bahwa Assange diadili di Amerika akan menuai "reaksi publik yang besar di Australia."
Jaksa Amerika mengatakan Assange membantu analis intelijen Angkatan Darat Amerika Chelsea Manning mencuri kawat diplomatik rahasia dan data militer yang kemudian diterbitkan WikiLeaks. Tindakan itu dinilai membahayakan nyawa. Carr mencatat bahwa hukuman Manning diringankan pada 2017.
Pengacara Assange berencana mengajukan banding, memperpanjang proses selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Pendukung Assange yang menyerukan intervensi pemerintah Australia termasuk istrinya, Stella Assange. Dia mengatakan, suaminya diadili karena mengungkap kejahatan perang dan penyalahgunaan kekuasaan. [ka/uh]