Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Senin (27/6) bahwa Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Sheikh Mohammed bin Zayed (MbZ), memberitahunya bahwa dua produsen minyak utama OPEC, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, hampir tidak dapat meningkatkan produksi minyak mereka.
“Saya berbicara melalui telepon dengan MbZ,” ujar Macron kepada Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT G7.
“Ia (MbZ) memberi tahu saya dua hal: Saya sudah berada pada (kapasitas produksi) maksimum, dua, ia mengatakan kepada saya… Arab Saudi dan UEA dapat meningkatkan sedikit, 150 (ribu barel per hari) atau lebih sedikit. Mereka tidak punya kapasitas besar pada tahap ini,” kata Macron.
Harga minyak Brent melonjak lebih dari $2 per barel menjadi di atas $115 per barel di tengah ketatnya pasokan global dan meningkatnya permintaan.
Arab Saudi dan UEA selama ini dianggap sebagai dua negara tersisa di antara kelompok produsen Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan dunia yang masih memiliki kapasitas cadangan dan dapat membantu meningkatkan pengiriman pasokan global.
Sementara itu, negara-negara Barat tengah mencari cara untuk mengurangi impor minyak Rusia untuk menghukum Moskow karena telah menginvasi Ukraina.
Arab Saudi saat ini memproduksi 10,5 juta barel per hari dan memiliki kapasitas maksimum sebesar 12 juta hingga 12,5 juta barel per hari, yang dalam teori seharusnya bisa meningkatkan produksinya menjadi 2 juta barel lebih banyak.
Sedangkan UEA memproduksi sekitar 3 juta barel per hari, dengan kapasitas 3,4 juta dan telah berusaha meningkatkannya menjadi 4 juta barel per hari.
Kabar seperti yang disampaikan Macron itu akan membuat pasar minyak optimistis, apabila kedua produsen minyak utama OPEC itu hanya bisa sedikit meningkatkan produksinya.
Eropa saat ini sedang mencari cara untuk mengganti 2 juta barel per hari pasokan minyak mentah Rusia dan sekitar 2 juta barel per hari produk olahan minyak yang sebelumnya diimpor dari Moskow sebelum menginvasi Ukraina. [rd/jm]